Manajemen Mutu pendidikan agama islam di SMA Negeri Sipiongot Kecamatan Dolok
Main Author: | Maslena, Maslena |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/5148/1/073100130.pdf http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/5148/ |
Daftar Isi:
- Skripsi ini berjudul “Manajemen Mutu Pendidikan Agama Islam Di Sma Negeri Sipiongot Kecamatan Dolok” adapun masalah yang diteliti dalam pembahasan skripsi ini adalah sesuai dengan rumusan masalah yaitu Bagaimanakah manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri Sipiongot Kecamatan Dolok?, Apa faktor penghambat manajemen mutu Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Sipiongot Kecamatan Dolok?, Apa solusi terhadap faktor penghambat manajemen mutu Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Sipiongot Kecamatan Dolok?. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini untuk Untuk mengetahui manajemen mutu pendidikan agama Islam di SMA Negeri Sipiongot Kecamatan Dolok, Untuk mengetahui apa penghambat manajemen mutu Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Sipiongot Kecamatan Dolok. Untuk mengetahui apa solusi terhadap faktor penghambat manajemen mutu Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Sipiongot Kecamatan Dolok. Jenis penelitian inin adalah menggunakan kualitatif yaitu dilakuka dengan mengamati fenomena di sekitarnya dan menganalisis yang logika ilmiah. Sedangkan instrument pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan bahwa manajemen mutu pendidikan SMA Negeri Sipiongot Kecamatan Dolok sudah berjalan dengan baik. Dan dikategotikan sudah bermutu. Akan tetapi masih banyak teradapat factor penghambat dalam pencapaian mutu pendidikan agama islam, kurangnya jam pelajaran yang disediakan hanya dua jam pelajaran dalam seminggu dan kurang fasilitas dalam pembelajaran pendidikan agama islam dan lain-lain. Dan solusi terhadap fakto-faktor penghambat manajemen mutu pendidikan agama islam antara lain. 1) Guru bisa membuat jam pelajaran di luar sekolah dan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah, 2) Sekolah menambahi fasilitas yang kurang dalam proses belajar pendidikan agama Islam, 3)Guru dapat memberikan perhatian lebih, memberikan tambahan waktu, memberikan tugas pekerjaan rumah dan lain-lain, 5) Masyarakat harus lebih memperhatikan anak didik agar mereka bisa lebih termotivasi. 5) Guru harus mengamati siswa mereka apa kelemahan mereka sehingga mereka kurang berminat dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam.