Strategi pembelajaran kitab kuning di Pesantren Darul Ikhlas Dalan Lidang Kabupaten Mandailing Natal
Main Author: | Azizah, Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/2819/1/1523100118.pdf http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/2819/ |
Daftar Isi:
- Salah satu sumber pendidikan Islam adalah ijtihad para ulama yang tertuang dalam karya-karya mereka. Untuk mengetahui isinya tentunya dengan membaca kitab-kitab tersebut. Akan tetapi, buku tersebut ditulis dengan berbahasa Arab. Untuk mengetahuinya tentunya harus menguasai tata bahasa Arab dan kosa kata bahasa Arab. Salah satu, lembaga pendidikan yang berhasil mengajarkan tatacara membaca kita kuning adalah Pesantren Darul Ikhlash Dalan Lidang Kabupaten Panyabungan. Hal ini terlihat dari berbagai prestasi yang telah mereka raih seperti Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) baik tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan bahkan Nasional. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan model kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dan wawancara. Sedangkan teknik pengolahan data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Strategi pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan santri membaca kitab kuning di Pesantren Darul Ikhlash Dalan Lidang adalah: strategi pembelajaran ekspositori, strategi pembelajaran inkuiri, strategi pembelajaran berbasis masalah, strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir, dan strategi pembelajaran kooperatif, 2) Kegiatan ekstrakurikuler dalam pembelajaran kitab kuning di Pesantren Darul Ikhlash Dalan Lidang adalah: perlombaan akhir semester seperti hafalan kitab matan nahu dan saraf, serta musabaqah qira’atil kutub, pengajian di masjid yang membahas masalah tata bahasa Arab dan cara membaca kitab kuning, pertablikan seperti menghafal matan nahu dan saraf, dan mudzakarah yang dipimpin oleh santri senior untuk mempelajari kaidah-kaidah nahu dan saraf setelah salat Subuh.