Pusat-pusat perkembangan tarekat naqsyabandiyah di Tapanuli bagian Selatan
Main Author: | Erawadi, Erawadi |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
UIN Sumatera Utara
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/197/1/53-174-2-PB.pdf http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/197/ http://jurnalmiqotojs.uinsu.ac.id/index.php/jurnalmiqot/article/view/53 |
Daftar Isi:
- Tulisan ini menelusuri perkembangan tarekat Naqsyabandiyah di wilayah Tapanuli Bagian Selatan melalui beberapa pusat tarekat Naqsyabandiyah dengan menggunakan prinsip sejarah lokal. Tarekat ini di kawasan tersebut datang dari dua sumber, yaitu dari Minangkabau, Sumatera Barat, dan Babussalam, Langkat, Sumatera Utara. Pengaruh dari Minangkabau terutama melalui Syaikh Ibrahim Kumpulan, sedangkan dari Babussalam, Langkat melalui Syaikh Abdul Wahab Rokan. Namun demikian, sebagian Syaikh Naqsyabandiyah asal Tapanuli Bagian Selatan, setelah belajar pada Syaikh setempat, pergi dan belajar di Haramain. Sebagian mereka belajar langsung pada Syaikh Sulaiman Zuhdi atau Syaikh Ali Ridha di Jabal Abu Qubaisy. Di antara pusat-pusat perkembangan tarekat Naqsyabandiyah di Tapanuli Bagian Selatan adalah Hutapungkut, Aek Libung, Sayurmatinggi, Nabundong, Sipirok, Pudun, Aek Tuhul, Ujung Padang, dan Batu Gajah. Kebanyakan organisasi tarekat ini telah bertahan selama beberapa generasi, namun sebagiannya tidak bertahan karena faktor-faktor tertentu.