Politeness strategies in mandailing wedding ceremony
Main Author: | Raudhah, Fatma |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Padangsidimpuan
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/180/1/6.fatma-min.pdf http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/180/ http://e-journal.perpustakaanstainpsp.net/index.php/eej/article/view/197 |
Daftar Isi:
- Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menemukan strategi kesopanan dalam acara Pernikahan Batak Mandailing Subyek yang diambil dari anggota makkobar dalam upacara Pernikahan ada 5 orang yaitu, mora, anak boru, kahanggi, suhut dan ketua adat Mandailing. Tekhnik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah observasi dan merekam pembicaraan para anggota dalam acara makkobar. Dan kemudian menginterview ketua adat Mandailing. Jurnal ini meneliti strategi kesopanan dalam Batak Mandailing seperti menggunakan tutur kekerabatan, kata ganti, kalimat tidak langsung dan salam. Kemudian jenis strategi kesopanan yang ditemukan dalam acara pesta pernikahan itu adalah maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim persetujuan dan maksim simpati. Maksim yang paling sering diucapkan oleh pembicara adalah maksim kerendahan hati. Alasan maksim ini paling sering dipakai karena pembicara mencoba untuk membuat komunikasi lebih nyaman dan lebih dekat kepada pendengar. Karena dalam kebudayaan Mandailing, pembicara dilarang untuk berbicara secara langsung, pembicara mencoba untuk menghindari ketidaknyamanan dalam pesta. Kemudiaan meminimalkan jarak diantara pembicara dan pendengar dengan cara saling mendekatkan satu dengan yang lainnya.