EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM LOKASI PENYIMPANAN DESENTRALISASI REKAM MEDIS DI RS SYUHADA HAJI BLITAR

Main Author: wanodya, kartika sari
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Program Studi Perekam Medis & Informasi Kesehatan , 2020
Subjects:
Online Access: http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/jmiak-rekammedis/article/view/728
http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/jmiak-rekammedis/article/view/728/547
Daftar Isi:
  • Latar Belakang: RS Syuhada Haji Blitar menggunakan sistem lokasi penyimpanan rekam medis secara desentralisasi. Terdapat empat tempat penyimpanan rekam medis yaitu di TPP IGD dan rawat inap, TPP poliklinik umum, TPP klinik kandungan, serta di unit rekam medis. Sistem penjajaran yang digunakan ialah SNF dan secara kronologis. Dampak yang sementara terlihat ialah missfile, duplikasi dan komplain.Tujuan: Mengevaluasi pelaksanaan sistem penyimpanan desentralisasi di RS Syuhada Haji Blitar.Metode Penelitian:Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, rancangan penelitian fenomologis. Subjek penelitian yaitu 11 petugas rekam medis,2 perawat,1 asisten perawat. Objek penelitian yaitu sistem penyimpanan berkas.Hasil: Faktor yang mendasari adalah kebijakan dan alokasi dana. Penjajaran menggunakan SNF dan penyimpanan kronologis. Adanya penyatuan berkas untuk kesinambungan. Perawat dan asisten perawat melakukan penerimaan dan penyimpanan. Pelaporan secara manual dan komputerisasi. terdapat rencana pengubahan ke penyimpanan sentralisasi.Hambatan: filing dikerjakan semua orang, penumpukan berkas yang belum diolah, tidak ada trolly. Dampak : missfile karena tracer tidak digunakan, duplikasi akibat salah pencarian di sistem dan akibat missfile, lama pencarian berkas rawat inap, berkas pasien lebih dari satu, terjadi pemeriksaan dari awal kembaliKesimpulan:Terdapat kebijakan tertulis terhadap pelaksanaan sesuai teori, cara penyimpanan dan penjajaran sesuai teori namun tidak sesuai kebijakan dan SOP. Perawat dan asisten perawat melakukan penyimpanan, penerimaan tidak sesuai dengan undang-undang. Pelaporan secara manual dan komputerisasi sesuai dengan undang-undang. Adanya rencana ke sentralisasi agar penyimpanan sistematis sesuai dengan teori.. Terdapat kebijakan penggunaan tracer namun tidak dilaksanakan, waktu pencarian berkas rawat inap tidak sesuai undang-undang. Berkas lebih dari satu dan pemeriksaan dari awal tidak sesuai dengan teori agar berkesinambungan.