Correlation of age, education, employment status, parity and mastitis history with the incidence of mastitis

Main Authors: Hanti, Anggun Hatto, Handayani, Lina, Saufi, Azidanti
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia , 2018
Subjects:
Age
Online Access: https://journal.uii.ac.id/JKKI/article/view/7103
https://journal.uii.ac.id/JKKI/article/view/7103/pdf
Daftar Isi:
  • Background: The national coverage of exclusive breastmilk did not reach its target in 2014. One reason behind this was due to the swelling of the breast to mastitis condition. Hence the baby was not getting enough breastmilk. World Health Organization WHO estimates the mastitis case between 2.6 and 33 %, with global prevalence around 10% of all breastfeeding women. In 2014, Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Hospital documented 5.3% women with mastitis and 4.2% in 2015. Objective: This research aims to evaluate the correlation of ages, education, employment status, parity, and mastitis history with mastitis case in Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Hospital.Methods: This research was an observational analytic with a case-control design. Data analytic was performed using the Chi-Square test. Results: The results of bivariate analysis showed that age (OR = 0.673; 95% CI; 0.345-1.314), education (OR = 1.288; 95% CI; 0.678-2.44), employment status (OR = 1.368; 95% CI; 0.749 -2.497), and parity (OR = 0.829; CI 95%; 0.455-1.511) did not have a significant correlation with the incidence of mastitis, but the history of mastitis showed a significant association with the incidence of mastitis (OR = 2.280; 95% CI; 1.112-1.674 ). Conclusion: There was a correlation between the history of mastitis with the recurrence of mastitis in Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Hospital.
  • Cakupan pemberian ASI eksklusif secara nasional tahun 2014 sebesar 52,3%. Sementara target cakupan ASI eksklusif pada tahun 2014 sebesar 80%. Salah satu sebab tidak tercapainya ASI eksklusif yaitu bayi tidak mendapat ASI yang cukup dikarenakan masalah dalam menyusui yaitu bendungan ASI. Bendungan ASI yang tidak ditangani akan menjadi mastitis. World Health Organization memperkirakan kejadian mastitis antara 2,6%-33%, prevalensi global kejadian mastitis sekitar 10% dari perempuan yang menyusui. Pada tahun 2014, di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta terdapat 849 ibu nifas yang melakukan kunjungan nifas dengan kejadian mastitis 5,3% dan tahun 2015 terdapat 742 ibu nifas yang melakukan kunjungan nifas dengan kejadian mastitis 4,2%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan riwayat mastitis dengan kejadian mastitis di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain penelitian Case control. Responden penelitian adalah ibu dengan mastitis dan ibu nifas normal dengan perbandingan 1:2. Analisis bivariat menggunakan uji Chi square. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa umur tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian mastitis (OR=0,673;CI 95%; 0,345−1,314). Pendidikan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian mastitis (OR=1,288; CI 95%; 0,678−2,44). Pekerjaan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian mastitis (OR=1,368; CI 95%; 0,749−2,497). Paritas tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian mastitis(OR=0,829; CI 95%; 0,455−1,511). Riwayat mastitis mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian mastitis (OR=2,280; CI 95%; 1,112−1,674).