Upholding Multilateralism: Indonesia’s Foreign Policy in Responding to Covid-19 Pandemic
Main Authors: | Luerdi , Luerdi, Setiawan, Azhari |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Parahyangan Center for International Studies
, 2022
|
Online Access: |
https://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalIlmiahHubunganInternasiona/article/view/5255 https://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalIlmiahHubunganInternasiona/article/view/5255/3736 |
Daftar Isi:
- The 2019 Coronavirus disease or COVID-19 has apparently become a new global challenge. Not only did the pandemic drive all actors to make response, but it also affected the relations among them. That Indonesia raised multilateralism in the unprecedented situation while more unilateral or populist actions taken by a number of states encouraged this research. This paper attempts to explain Indonesia’s foreign policy in upholding multilateralism to respond to the COVID-19. Such response was intended to mitigate the impacts caused by the pandemic. This research applied holistic constructivism in understanding the determinants of Indonesia’s foreign policy by investigating both domestic and international cause. This research utilized the qualitative method with an explanatory analysis. The findings show that such Indonesia’s foreign policy was driven by its identity constructed by both indigenous norm of ‘Gotong Royong’ and global norm of ‘International Health Regulation’. The norm-laden or identity-based foreign policy was leading it to uphold multilateralism which was considered appropriate in order to coordinate, collaborate and cooperate with international communities. In addition, Indonesia maintained its trust on and support to the World Health Organization as the most leading actor in health governance championing fight against the pandemic. This paper argues that the norm factors do matter in Indonesia’s foreign policy in facing uncertainties in the vulnerable and interconnected world. Through the case studied, this paper suggests that looking at the domestic actor as well as the state in international system help provide a better understanding on the state behavior in international relations.
- Wabah penyakit Coronavirus 2019 atau COVID-19 telah menjadi tantangan global baru. Pandemi Covid-19 tidak hanya mendorong semua aktor untuk merespon, tetapi juga mempengaruhi hubungan di antara mereka. Bahwa Indonesia mengangkat multilateralisme pada sebuah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya sementara tindakan yang lebih sepihak atau populis dilakukan oleh sejumlah negara lain mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini. Tulisan ini menjelaskan kebijakan luar negeri Indonesia dalam mengedepankan multilateralisme untuk merespons COVID-19. Respon tersebut dimaksudkan untuk memitigasi dampak yang ditimbulkan oleh pandemi. Penelitian ini menerapkan konstruktivisme holistik dalam memahami determinan politik luar negeri Indonesia dengan menyelidiki penyebab domestik dan internasional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis eksplanatori. Temuan menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia tersebut didorong oleh identitasnya yang dikonstruksikan oleh norma adat ‘Gotong Royong’ dan norma global ‘Peraturan Kesehatan Internasional’. Politik luar negeri yang sarat norma atau berbasis identitas mengarahkannya untuk mengedepankan multilateralisme yang dianggap tepat dalam rangka berkoordinasi, berkolaborasi dan bekerjasama dengan masyarakat internasional. Selain itu, Indonesia mempertahankan kepercayaan dan dukungannya kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai aktor utama dalam tata kelola kesehatan yang memperjuangkan perjuangan melawan pandemi. Tulisan ini berargumen bahwa faktor norma memang penting dalam menganalisis kebijakan luar negeri Indonesia menghadapi ketidakpastian di dunia yang rentan dan saling terhubung. Penulis menyarankan bahwa dengan melihat aktor domestik dan juga negara dalam sistem internasional, akan membantu memberikan pemahaman yang lebih baik dan komprehensif tentang perilaku negara dalam hubungan internasional.