Daftar Isi:
  • Sebagai negara berkembang, Indonesia menjalankan Otonomi daerah yang berlandaskan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015. Pemerintah daerah dituntut secara mandiri dapat mengelola dan memaksimalkan kemampuannya untuk meningkatkan pendapatan daerahnya agar dapat bersaing dengan daerah lain dalam hal mensejahterakan masyarakat. Sebagai daerah tujuan wisata, Kota Batu mendapatkan multiplier effect yang dapat memacu dan menggerakkan sektor perekonomian lainnya yakni seperti transportasi, perhotelan, industri atau kerajinan rumah tangga, komunikasi, pertanian dan jasa lainnya, serta membuka dan menggerakkan berbagai lapangan kerja yang nantinya bermuara pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PDRB, Jumlah Penduduk dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batu. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari lembaga terkait baik yaitu BPS Kota Batu, BPS Provinsi Jawa Timur dan BPS Indonesia . Peneliti memfokuskan diri untuk mengetahui pengaruh PDRB (X1), jumlah penduduk (X2) dan inflasi (X3) terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batu (Y). Metode analisis yang digunakan dalam penilitian ini adalah Analisis Linier Berganda menggunakan program IBM SPSS 25. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan PDRB (X1), jumlah penduduk (X2) dan inflasi (X3) berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batu (Y). Secara parsial menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batu, sedangakan jumlah penduduk dan inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batu. Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah, PDRB, Jumlah Penduduk , Inflasi.