PERENCANAAN INTERPRETASI PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE DI DESA SUNGAI KUPAH KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA

Main Authors: Rahmawati, Rahmawati, Kartikawati, Siti Masitoh, Latifah, Siti
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Universitas Tanjungpura , 2022
Online Access: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/view/43816
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/view/43816/75676592352
Daftar Isi:
  • Sungai Kupah Village, Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency. Geographically, this destination is crossed by the equator which is located between 109°10'8”E – 109°10'40”E and 0°1'36”S - 0°2'8''S with a developed area of 7500 km. The environmental and socio-cultural conditions of the Sungai Kupah Village community are currently being developed as a Telok Standing Ecotourism destination, but in the implementation of its management, it has not shown the principles of ecotourism. The development of Telok Standing Ecotourism can be optimal if it is supported by environmental interpretation activities. The method used in this research is a survey with interview techniques. The results of the data collection show that Telok Standing Ecotourism has natural resources that have the potential to be developed as a tourist destination in the form of physical potential, plant potential and cultural potential. The potential consists of mangrove ecosystems, rice field landscapes, Panjang Island, Kapuas River, lighthouse, 12 plants and 10 animals that are typical of mangroves, as well as settlement patterns, making coconut sugar and salted fish, eating sepulung, robo-robo and culmination. Based on the potential that exists in the mangrove ecotourism area of Sungai Kupah Village, the manager can plan 2 tour packages. Environmental education interpretation package with activities that visitors can do, namely studying mangrove ecosystems, getting to know mangrove ecosystem animals, getting to know coastal landscapes through lighthouses, and sunsets. Cultural tourism package activities in the form of saprahan, robo-robo, eating sepulung, and social traditions of the Coastal community.Keywords: ecotourism, interpretation, mangrove.AbstrakDesa Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya secara geografis destinasi ini dilewati garis khatulistiwa yang terletak antara 109°10’8”BT – 109°10’40”BT dan 0°1’36”LS - 0°2’8”LS dengan luasan kawasan yang dikembangkan yaitu 7500 km. Kondisi lingkungan dan sosial budaya masyarakat Desa Sungai Kupah saat ini sedang dikembangkan sebagai destinasi Ekowisata Telok Berdiri, namun dalam pelaksanaan pengelolaannya belum menunjukkan prinsip-prinsip ekowisata. Pengembangan Ekowisata Telok Berdiri dapat optimal jika didukung oleh kegiatan interpretasi lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan teknik wawancara. Hasil pendataan menunjukkan bahwa Ekowisata Telok Berdiri memiliki sumber daya alam yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata berupa potensi fisik, potensi tumbuhan dan potensi budaya. Potensi tersebut terdiri ekosistem mangrove, lansekap persawahan, Pulau Panjang, Sungai Kapuas, mercursuar, 12 tanaman dan terdapat 10 hewan yang menjadi khas mangrove, serta terdapat pola permukiman, pembuatan gula kelapa dan ikan asin, makan sepulung, robo-robo dan kulminasi. Berdasarkan potensi yang ada di kawasan ekowisata mangrove Desa Sungai Kupah, pengelola dapat merencanakan 2 paket wisata. Paket interpretasi edukasi lingkungan dengan kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung yaitu mempelajari ekosistem mangrove, mengenal satwa ekosistem mangrove, mengenal bentang alam pesisir melalui mercusuar, dan sunset. Kegiatan paket wisata budaya berupa saprahan, robo-robo, makan sepulung, dan tradisi sosial masyarakat Persisir.Kata kunci ˸ ekowisata, interpretasi, mangrove.