NYALAP-NYAUR: MODEL TATAKELOLA PERGELARAN WAYANG JEKDONG DALAM HAJATAN TRADISI JAWATIMURAN
Main Author: | Christianto Rich, Wisma Nugraha |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Faculty of Cultural Sciences
, 2012
|
Online Access: |
https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/1060 https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/1060/889 |
Daftar Isi:
- Pergelaran Wayang Jekdong di komunitas tradisi Jawatimuran hidup subur dalam kebiasaan penyelenggaraan hajatan. Hajatan dilaksanakan oleh individu, keluarga, kelompok keluarga, lembaga dusun, dan/atau desa. Wayang Jekdong adalah seni pertunjukan wayang kulit purwa yang hidup dan berkembang dari rakyat untuk rakyat desa dan kampung di Jombang, Majakerta, Sidoarjo, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Lamongan, dan Malang. Kelangsungan praktik hajatan dan pergelaran Wayang Jekdong didukung oleh tradisi buwuhan (sumbang-menyumbang) dengan sistem nyalap-nyaur (memberi dan mengembalikan). Oleh karena itu, tata kelola modal sosial berperan strategis bagi dalang dalam mengembangkan kelangsungan pergelaran Wayang Jekdong. Demikian pula halnya dengan anggota masyarakat Jawatimuran yang masih melembagakan penyelenggaraan hajatan senantiasa mengelola modal sosialnya demi resiprositas dan solidaritas sosial.Kata Kunci: Wayang Jekdong, hajatan, nyalap-nyaur, modal sosial, resiprositas