Hubungan Peningkatan Kadar Kolesterol dengan Derajat Keparahan Osteoarthritis

Main Author: Fredianto, Meiky; Departemen Bedah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta , 2017
Subjects:
Online Access: https://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/3681
https://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/3681/3090
Daftar Isi:
  • Penelitian ini betujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kadar kolesterol total dengan tingkat keparahan osteoarthritis (OA) berdasarkan sistem derajat Kellgren-Lawrence dan Skor WOMAC. Jenis penelitian ini menggunakan menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross sectional study yang dilakukan pada 30 sampel terdiagnosis OA. Sampel dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total dan tingkat keparahan OA secara objektif dari gambaran radiologi kerusakan sendi dengan menggunakan derajat Kellgren-Lawrence dan secara subjektif dari gejala klinis dengan menggunakan skor WOMAC. Pada penelitian ini sampel berjumlah 30 orang yang terdiagnosis OA dengan usia lebih dari 40 tahun, didapatkan 8 orang (26,7%) memiliki kadar kolesterol normal, 12 orang (40%) dengan borderline tinggi, dan 10 orang (33,3%) dengan hiperkolsterol. Berdasarkan jumlah sampel yang memiliki kadar kolesterol normal, berada pada grade III dan IV berdasarkan gambaran radiologi kerusakan sendi yaitu 3 orang (37,5%) dengan kategori tingkat keparahan sedang berdasarkan gejala klinis 4 orang (50%). Sedangkan kolesterol borderline tinggi berada pada grade II yaitu 4 orang (33,3%) dengan kategori tingkat keparahan sedang berdasarkan gejala klinis, yaitu 7 orang (58, 3%), sedangkan untuk hiperkoleterol berada pada grade II yaitu 4 orang (40%) dengan kategori tingkat keparahan ringan dan berat berdasarkan gejala klinis, yaitu 4 orang (40%). Kadar kolesterol darah dengan tingkat keparahan OA dilihat dari gambaran radiologi didapatkan nilai p=0,692 dan nilai p=0,280. Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara peningkatan kadar koleterol dengan derajat keparahan OA baik secara objektif dilihat dari gambaran ragiologis maupun secara subjektif dilihat dari skor WOMAC.