Pengaruh variasi persentase starter dengan temperatur destilasi 85°c pada proses pembuatan bioetanol dari tepung sagu (metroxylon sp) dan singkong (manihot utilissima)
Daftar Isi:
- Seiring dengan ketersediaan energi di dunia yang semakin menipis sedangkan kebutuhan akan energi semakin meningkat, hal ini mendorong peneliti untuk mencari sumber energi baru sebagai energi alternatif, salah satunya adalah bioetanol. Bioetanol memiliki kelebihan dibanding dengan bahan bakar minyak (BBM), diantaranya memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi 35% sehingga terbakar lebih sempurna. Pemanfaatan tepung sagu dan singkong masih terbatas. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan bahan baku tepung sagu dan singkong menjadi etanol dengan menggunakan metode deskriptif dilakukan dengan 3 tahap yaitu; tahap pertama hidrolisis dengan starter NPK 120 gram, Urea 120 gram, HCL 120 ml, molase 120 ml, temperatur 800C selama 30 menit. Tahap kedua fermentasi selama 4 hari dengan variasi ragi tape sebanyak 30 gram, 90 gram, 150 gram. Tahap ketiga destilasi alkohol. Hasil pengujian destilasi kadar etanol tertinggi pada spesimen tepung sagu didapatkan 23% varian ragi 150 gram, singkong 45% varian ragi 150 gram, dan mix tepung sagu dan singkong 33% varian ragi 150 gram. Variasi persentase starter berpengaruh secara signifikan terhadap kadar etanol yang dihasilkan.