PERBANDINGAN FUNGSI FOLKLOR DALAM DONGENG MOMOTARO DAN ONIMOMOTARO
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perbandingan fungsi folklor yang terdapat pada dongeng Momotaro dan Onimomotaro. Dongeng Momotaro sebagai folklor lisan terkenal di Jepang tidak diketahui penulisnya. Sebaliknya dongeng Onimomotaro yang merupakan lanjutan ceritanya ditulis oleh Ozaki Kouyou pada tahun 1981 yang diterbitkan dalam majalah Yonen Bungaku. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan. Fungsi folklor menurut Bascom digunakan untuk menganalisis kedua dongeng. Kemudian fungsi folklor dari kedua dongeng tersebut dibandingkan untuk melihat perbedaan dan kesamaan. Hasil penelitian ini menunjukkan, dongeng Momotaro dan Onimomotaro memiliki keempat fungsi folklor, yaitu sebagai sistem proyeksi, sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, sebagai alat pendidikan anak, dan sebagai pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya. Perbedaan terdapat pada fungsi sebagai sistem proyeksi, dongeng Momotaro memiliki keinginan tersembunyi demi kepentingan bersama dan keinginan tersebut tercapai, sedangkan pada dongeng Onimomotaro keinginan tersembunyi demi kepentingan pribadi, tidak tercapai. Juga terdapat pada fungsi sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya, pada dongeng Momotaro terdapat mitos ritual pengusiran setan, sedangkan pada dongeng Onimomotaro terdapat mitos berziarah ke kuil untuk meminta anak. Kesamaan terdapat pada fungsi sebagai sistem proyeksi, yaitu tokoh memiliki kesamaan adanya keinginan tersembunyi. Pada fungsi sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, yaitu tokoh memiliki kesamaan mengesahkan prinsip bushido dan balas budi. Pada fungsi sebagai alat pendidikan anak, memiliki kesamaan banyaknya pengajaran untuk anak. Pada fungsi sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya, yaitu tokoh memiliki kesamaan mempercayai mitos jimat keberuntungan dan menggunakan hewan sebagai lambang arah mata angin yang berlawanan untuk dapat melawan setan. Kata kunci: dongeng, fungsi folklor, dan perbandingan