Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai budaya Jepang amae dan omoiyari pada tokoh dalam novel Jisatsu Yotei Bi. Nilai budaya amae lebih dominan pada tokoh Ruri. Sedangkan nilai budaya omoiyari lebih dominan pada Hiroaki. Penulis mendeskripsikan watak yang menyebabkan amae dan omoiyari pada kedua tokoh. Untuk menganalisis amae dan omoiyari penulis menggunakan nilai budaya Jepang oleh Wierzbicka dan menganalisis watak tokoh menggunakan teknik pelukisan tokoh oleh Attenbernd dan Lewis. Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis amae, omoiyari, dan watak tokoh. Simpulan penelitian, pertama, tokoh Ruri memenuhi tiga nilai budaya Jepang, amae, on, dan omoiyari. Tokoh Hiroaki memenuhi dua nilai budaya Jepang, yaitu nilai budaya seishin yang berkaitan dengan nilai budaya omoiyari karena adanya kekuatan mental, kecerdasan, dan kemauan di dalam seishin. Kedua, dari sepuluh watak yang dimiliki tokoh Ruri, ada lima watak yang menyebabkan amae, yaitu watak pesimis, putus asa, lemah, setia, dan penyayang. Tokoh Ruri mengalami perubahan watak dari pesimis menjadi bersemangat setelah menerima omoiyari dari tokoh Hiroaki. Selanjutnya, dari tujuh watak yang dimiliki tokoh Hiroaki, ada lima watak yang menyebabkan omoiyari, yaitu watak cerdas, peduli, penolong, sabar dan gigih yang sekaligus merupakan cerminan nilai budaya seishin. Kata kunci: amae, omoiyari, tokoh, watak