Bersukacita Karena Penghakiman Allah: Sebuah Penelitian Puitis Mazmur 58

Main Author: Huang, Yasuo Thunderstorm
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: ind
Terbitan: Asosiasi Teolog Indonesia , 2019
Subjects:
God
Online Access: https://indotheologyjournal.org/index.php/home/article/view/15
https://indotheologyjournal.org/index.php/home/article/view/15/104
Daftar Isi:
  • Unjust judgment ever haunts human life. One instance of such injustice is recorded in Psalm 58. Injustice begets deep human suffering. This article puts forth a reading of Psalm 58 using poetic criticism in an attempt to disclose the psalmist’s feelings amid his suffering. Taking on this aspect of the psalmist’s feelings differs subtly from other scholarly approaches to reading Psalm 58, such as the contribution of Marvin E. Tate. Instead, here the psalmist’s feelings are disclosed in the very fact of the suffering he experiences, although suffering is not the inception of the psalmist’s feelings. The suffering he experiences creates nothing of his feelings. Rather, divine intervention amid suffering is what stirs the very feelings being wrought within the psalmist. That intervention is registered in the psalmist’s recognition toward God. In the end, the event of God’s just judgment might inspire the church’s own disposition against unjust judgment.
  • Ketidakadilan penghakiman selalu menghantui kehidupan manusia. Salah satunya, ketidakadilan tersebut direkam di dalam Mazmur 58. Ketidakadilan menciptakan penderitaan hebat bagi manusia. Artikel ini mengusulkan sebuah pembacaan terhadap Mazmur 58 dengan menggunakan penelitian puitis (poetic criticism) yang berusaha untuk menyingkapkan perasaan pemazmur di tengah penderitaannya. Aspek perasaan pemazmur tersebut yang sedikit membedakan dengan penelitian lain yang digunakan untuk membaca Mazmur 58, salah satunya seperti yang dikerjakan oleh Marvin E. Tate. Di sini perasaan pemazmur dapat disingkapkan karena adanya penderitaan yang dialaminya, tetapi penderitaan bukan pendorong terciptanya perasaan pemazmur. Penderitaan yang dialami pemazmur tidak menciptakan satu perasaan apapun. Intervensi dari Allah di tengah penderitaan yang mendorong perasaan tercipta dalam diri pemazmur. Intervensi tersebut terekam di dalam pengenalan pemazmur kepada Allahnya. Pada akhirnya, tindakan penghakiman Allah yang adil dapat menginspirasi sikap gereja terhadap ketidakadilan.