FORAGE POTENTIAL IN THE AREA OF PALM OIL PLANTATION COMPANY, FARMER GROUPS AND SMALLHOLDER AS CATTLE FEED CROPS INWEST KOTAWARINGIN REGENCY CENTRAL BORNEO
Main Authors: | Mudhita, Ida Ketut, Badrun, Badrun |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Timor
, 2019
|
Online Access: |
https://jurnal.unimor.ac.id/JTAST/article/view/298 https://jurnal.unimor.ac.id/JTAST/article/view/298/134 |
Daftar Isi:
- Business integration system is the palm oil industry combined with the cattle business or better known as system integration cow palm oil. This system utilizes waste palm plantation and waste by-product of palm oil mill as beef cattle feed. Forage in the palm oil plantations as: legume cover crops and weeds are several types of forage that can be used as cattle feed ingredients. The purpose of this study to determine the potential of forage in oil palm plantations in terms of forage production and nutrient content. Sampling conducted in Arut Selatan district Kotawaringin Barat regency. Forage samples taken in the oil palm plantations in 1 hectare and per hectare taken as much as 6 points using the tile size of 1 m x 1 m at random. Result indicate that forage production is more dominant plantation farmer group, were 3.882,4 kg/ha dry matter, forage production smallholders were 1.877,8 kg/ha and plantation company were: 1.337,9 kg/ha. Nutrient content of forage mainly crude protein highest in the plantation companies in the amount of 19,91% then 12,52% farmer group and smallholders at 5,33%, while crude fiber with the highest values found in smallholdings in the follow company then farmer groups with each of 39,92%, 33,92% and 31,22%. From this study it was concluded that, forages under of palm oil plantations in companies, farmer groups and smallholder plantations have good potential as forage feed for beef cattle with the best nutrient value in company plantations.
- Sistem integrasi merupakan usaha industri perkebunan kelapa sawit yang dikombinasikan dengan usaha peternakan sapi atau lebih dikenal dangan sistem integrasi sawit sapi. Sistem ini memanfaatkan limbah kebun kelapa sawit dan limbah hasil ikutan pengolahan buah kelapa sawit sebagai pakan ternak sapi potong. Hijauan antara pohon kelapa sawit berupa tanaman penutup tanah dan beberapa jenis gulma merupakan hijauan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak sapi potong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi hijauan di lahan perkebunan kelapa sawit dari segi produksi hijauan dan kandungan nutrienya. Pengambilan sampel dilakukan di perkebunan kelapa sawit milik perusahaan, kelompok tani dan perkebunan rakyat di Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat. Sampel hijauan diambil di perkebunan kelapa sawit dalam 1 hektar dan setiap hektar diambil sebanyak 6 titik dengan menggunakan ubinan ukuran 1 x1 m secara acak terarah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa produksi hijauan perkebunan kelompok tani lebih dominan yaitu: 3.882,4 kg/ha bahan kering, dari produksi hijauan perkebunan rakyat sebesar 1.877,8 kg/ha bahan kering (BK) dan perkebunan perusahaan yaitu 1.337,9 kg/ha BK. Kandungan nutrien hijauan terutama protein kasar tertinggi terdapat di perkebunan perusahaan yaitu sebesar 19,91% kemudian kelompok tani 12,52% dan perkebunan rakyat sebesar 5,33%, sedangkan serat kasar dengan nilai tinggi terdapat di perkebunan rakyat diikuti perusahaan kemudian kelompok tani dengan masing-masing sebesar 39,92%, 33,92% dan 31,22%. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa hijauan di bawah tanaman utama perkebunan kelapa sawit di perusahaan, kelompok tani dan perkebunan rakyat memiliki potensi yang baik sebagai pakan hijauan untuk ternak sapi potong dengan nilai nutrien terbaik pada perkebunan milik perusahaan.