Studi Fenomenologi Kualitas Hidup Pekerja Alih Daya (Outsourcing)
Main Author: | Sengkey, Marssel Michael |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
, 2019
|
Online Access: |
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/spirit/article/view/6326 https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/spirit/article/view/6326/2924 |
Daftar Isi:
- Abstract. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan”bagaimana kualitas hidup pekerja alih daya di PT. Angkasa Pura Support Manado?” Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terstruktur pada 3 subjek. Syarat subjek yang gunakan adalah pekerja alihdaya yang telah bekerja lebih dari 2 tahun di PT. Angkasa Pura Manado. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, pertama, keyakinan akan nilai-nilai kehidupan yang dikembangkan dari pola budaya dan keyakinan religius, ternyata mampu memberikan peran besar bagi pekerja alih daya dalam memahami dan menarik makna atas kejadian kurang mengenakkan bagi kehidupannnya secara umum. Kerangka kualitas hidup juga terbantu ketika pekerja alih daya mampu mengembangkan kepekaan terhadap humor, yang setidaknya bisa membangkitkan suasana hati positif, serta modal menjalin hubungan baik dengan orang lain. Pekerja alih daya, dengan preferensi budaya dan nilai sosialnya cenderung membangun keyakinan bahwa bekerja keras akan menghasilkan konsekuensi logis berupa kesejahteraan dan ketercukupan, namun ternyata belum dicapai. Kedua, penelitian ini berhasil mengungkapkan afek-afek negatif yang dominan pada pekerja alih daya, yakni ketidakberdayaan, ketidakpastian dan rasa tidak aman. Yang mana hal tersebut merupakan dampak langsung dari sistem kerja alih daya saat ini. Menghadapi afek-afek tersebut, pekerja alih daya ternyata juga memiliki faktor penguat kualitas hidupnya, yakni faktor sosial yang diwujudkan dalam bentuk dukungan sosial dari keluarga maupun dari orang-orang terdekat, juga adanya peran relasi atau jaringan sosial dalam memberikan”sedikit” rasa aman. Kata Kunci: kualitas hidup, pekerja alih daya, manado