ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS 4 SEKOLAH DASAR LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI
Daftar Isi:
- Pendidikan karakter perlu dikembangkan di Indonesia karena ada sepuluh tanda-tanda yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda tersebut sudah ada di Indonesia. Oleh karena itu pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, kasih sayang, dan perbuatan. Pembentukan karakter memerlukan latihan yang terus menerus dan berkelanjutan sehingga menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya dapat menjadi sebuah kepribadian yang kuat dan baik pada seseorang. Pembentukan karakter siswa merupakan aspek penting yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter bangsa sangat tergantung pada kualitas karakter sumberdaya manusianya. Karenanya karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti plus, yaitu pendidikan yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dasar pendidikan karakter sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak, karena usia ini akan menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter tercermin dalam perencanaan pembelajaran IPA, pelaksanaan pembelajaran IPA, evaluasi, buku ajar, dan LKS yang digunakan di kelas 4 SD Laboratorium Percontohan UPI. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas IV yang mengajar IPA di SD Laboratorium Percontohan UPI. Secara umum komponen karakter yang muncul pada pembelajaran IPA di kelas 4 SD Laboratorium Percontohan UPI yang terdiri dari RPP, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, LKS, dan buku ajar ialah religius, logis, kritis, kreatif, jujur, ingin tahu, memecahkan masalah, peduli lingkungan, cinta ilmu pengetahuan, disiplin, percaya diri, mandiri, bertanggung jawab, mampu berkarya, menghargai perbedaan pendapat, dan gemar membaca. Berdasarkan komponen karakter yang diteliti, hanya ada dua komponen karakter yang tidak muncul dalam pembelajaran secara keseluruhan yaitu kerjasama dan inovatif. Hal ini disebabkan karena pengajar tidak melakukan kegiatan yang membutuhkan kerjasama dan kegiatan yang dapat menimbulkan sikap inovatif siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, ternyata dari 18 komponen karakter yang diamati ada komponen karakter lain yang yang tidak diamati dalam penelitian ini tapi muncul dalam proses pembelajaran IPA misalnya karakter cerdas, kerja keras, hati-hati, semangat, motivasi yang kuat, dan saling menghargai. Saling menghargai di sini bukan hanya terbatas pada menghargai perbedaan pendapat, tapi pada menghargai hasil usaha, menghargai perasaan (tenggang rasa). Maka diperlukan adanya penelitian lanjutan tentang pengembangan pendidikan karakter dengan pengamatan komponen karakter yang lebih banyak dan lebih luas.