Daftar Isi:
  • Menyadari semakin besarnya pengaruh sains dan teknologi yang disebut dengan pengaruh globalisasi, di mana orangtua (ibu) dalam mengasuh anaknya sudah banyak yang tidak lagi mengggunakan nyanyian tradisi, tetapi sudah menggunakan lagu-lagu masa modern dengan iringan musik tertentu. Kalau ini dibiarkan berlanjut-lanjut maka besar kemungkinan Nyanyian Kanak akan hilang dalam budaya masyarakat Tambelan, yang pada gilirannya akan menggeser bahkan menghilangkan dimensi emosional dan spiritual dalam diri anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan deskriptif analitik dan penyajian data secara deskriptif, yang digunakan untuk mendeskripsikan seobjektif mungkin tentang dimensi emosional dan spiritual Nyanyian Kanak masyarakat Tambelan Kepulauan Riau dan implikasinya dalam pembelajaran apresiasi sastra. Data penelitian ialah salinan teks Nyanyian Kanak hasil wawancara dan dokumentasi. Tujuan penelitian ini ialah (1) mendeskripsikan dimensi emosional yang terdapat dalam Nyanyian Kanak masyarakat Tambelan Kepulauan Riau; (2) mendeskripsikan dimensi spiritual yang terdapat dalam Nyanyian Kanak masyarakat Tambelan Kepulauan Riau; dan (3) mendeskripsikan implikasi Nyanyian Kanak pada Pendidikan Anak usia Dini. Kajian Psikologi Sastra terhadap Dimensi Emosional dan Spiritual Nyanyian Kanak Masyarakat Tambelan Kepulauan Riau dan implikasinya pada Pendidikan Anak Usia Dini adalah tinjauan ilmiah mengenai psikologi sastra terhadap seni tradisi yang dilihat dari dimensi emosional yang ditinjau dari aspek kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, empati, dan sosial dan dimensi spiritual yang dilihat pada aspek akidah, ibadah, amal, ihsan, dan ilmu. Hasil penelitian terhadap 11 sampel Nyanyian Kanak diperoleh untuk Masing-masing aspek dimensi emosional yaitu 23% aspek kesadaran diri, 19% pengelolaan emosi, 27% motivasi, 16% empati, dan 15% sosial. Terhadap dimensi spiritual terdapat 32% aspek akidah, 24% ibadah, 12% amal, 24% ihsan dan 16 % ilmu. Implikasi Nyanyian Kanak pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), anak merupakan penerus generasi keluarga serta bangsa dan perlu mendapat pendidikan yang baik, oleh karena itu pendidikan sastra di PAUD hendaknya digunakan sebagai salah satu unsur kecakapan untuk hidup yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar dengan standar kompetensi lintas kurikum. Oleh karena itu, pada PAUD dimensi emosional dan spiritual ini dapat dilatih, dibina dan dididik dengan menggunakan Nyanyian Kanak Masyarakat Tambelan dalam bentuk bermain, bernyanyi dan bercerita.