Daftar Isi:
  • Terjadinya kemerosotan moral pelajar yang ditandai dengan maraknya tawuran, aksi coret-coretan fasilitas umum, aksi bolos dan kebut-kebutan sepeda motor, tidak lepas dari lemahnya pendidikan budi pekerti di sekolah. Lembaga pendidikan yang diharapkan melahirkan generasi yang berakhlak dan berbudi, dalam kenyataannya masih sedikit materi pelajaran yang mengajarkan budi pekerti. Untuk itulah program bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa dapat menjadi solusi atas kurangnya pendidikan bernuansa budi pekerti. Untuk memenuhi tujuan di atas, penelitian ini menggunakan metoda deskripsi dengan pendekatan secara kuantitatif dan kualitatif. Adapun populasinya adalah siswa-siswa SDN 1 Cikopo kecamatan Bungursari kabupaten Purwakarta dengan sampel sebanyak 88 siswa. Untuk mengambil data digunakan teknik wawancara, observasi, dan angket. Temuan hasil penelitian ini adalah: (1) Belum dimilikinya program layanan bimbingan kelompok dan program bimbingan lainnya, kedudukan dan fungsi bimbingan kelompok secara proposional belum dijalankan, belum memiliki guru bimbingan berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling, serta belum mempunyai fasilitas pendukung pelaksanaan bimbingan seperti ruangan dengan segala perlengkapannya faktor-faktor tersebut menjadi penghambat pelaksanaan bimbingan; (2) berdasarkan hasil penyebaran dan pengolahan angket budi pekerti, maka ditemukan budi pekerti siswa SDN 1 Cikopo pada aspek pemahaman dan perilaku termasuk dalam kategori baik, meliputi; bertanggung jawab, jujur, berbaik sangka, sabar, bersyukur, bersahaja, berdisiplin, pemaaf, ikhlas, hemat, berempati, mandiri, berbakti, dan santun; (3) Program layanan bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangan budi pekerti siswa belum ada untuk itu disusun program ini berdasarkan rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal; (4) Melalui uji coba program bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa yang dilanjutkan dengan penyebaran angket dengan angket sebelum uji coba program bimbingan, setelah melakukan pengolahan data angket, maka terjadi peningkatan prosentase budi pekerti pada kategori sedang, yang berarti program bimbingan ini dianggap cukup efektif meningkatkan budi pekerti siswa. Bertolak dari hasil temuan di lapangan, peneliti merekomendasikan kepada kepala sekolah perlu segera menyusun program bimbingan, membuat kebijakan komprehensif untuk yang mendukung terlaksananya program bimbingan antara lain ketersediaan ruangan dan perlengkapannya, penunjukan guru bimbingan yang kompeten, serta menjadi koordinator dan fasilitator yang terbuka guna memudahkan kinerja guru bimbingan dan guru lainnya dalam pelaksanaan tugas. Untuk peneliti selanjutnya, banyak hal yang terkait dengan penelitian layanan bimbingan kelompok melalui cerita bagi pengembangan budi pekerti siswa antara lain pada komponen bimbingan kelompok dengan dinamika kelompoknya, bercerita sebagai strategi bimbingan dapat terus didalami untuk menemukan variasi dan gaya bercerita yang disesuaikan dengan tujuan bimbingan, karakter siswa, serta kondisi lapangan.