Daftar Isi:
  • Diyakini rata-rata nilai Ujian Nasional masih rendah, karena kinerja guru belum optimal, kelemahan mendasar kinerja guru terletak pada proses pembelajaran yang belum Apektif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Penelitian ini bertujuan mengungkap Bagaimana implementasi pembinaan kinerja guru yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah pada SMP 3 Padalarang kabupaten Bandung-Barat ? Penelitian ini dilakukan di SMP 3 Padalarang kabupaten Bandung-Barat, dengan menggunakan pendekatan kualitatif, melalui studi dokumentasi, wawancara, dan observasi langsung, dengan subjek penelitian : Korwas, pengawas, kepala sekolah, guru, dan informan lain yang relevan. Fokus penelitian ini mencakup enam permasalahan pokok, yaitu : (1) Aktivitas supervisi akademik oleh Pengawas dan Kepala Sekolah, (2) Teknik supervisi akademik yang digunakan, (3) Pembinaan tugas pokok dan fungsi guru, (4) Hasil yang dicapai dari pembinaan kinerja guru, (5) Masalah-masalah yang dihadapi dalam pembinaan kinerja guru, (6) Pembinaan dan Follow-up yang dilakukan saat ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) aktivitas supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah lebih menekankan pada penilaian dan pembinaan profesional kinerja guru terkait dengan kemampuan (ability) dan keterampilan (skills) guru dalam perencanan, prosedur, dan evaluasi kegiatan pembelajaran. Sedangkan aktivitas supervisi akademik oleh kepala sekolah lebih menekankan pada upaya peningkatan kinerja guru, berupa bantuan profesional terkait dengnan pengelolaan proses pembelajaran oleh guru, (2) Teknik pembinaan yang digunakan meliputi: Teknik supervisi individu untuk memberikan bantuan pada guru yang mempunyai masalah melalui kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individu dan menilai diri sendiri, dan teknik supervisi kelompok yang diberikan kepada sejumlah guru yang diidentifikasi memilki permasalahan yang sama, (3) Pembinaan tugas pokok dan fungsi guru diarahkan untuk memberikan pelayanan profesional terkait dengan peningkatan kemampuan (ability) dan keterampilan (skills) dalam menjalankan tugas dan fungsinya sehingga lebih efektif dan efisien, (4) Hasil dari aktivitas supervisi akademik : berkembang dan meningkatnya profesional kinerja guru dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, (5) Masalah Pengawas: kualifikasi, kompetensi, latar belakang karir. Masalahan guru: kualifikasi, kompetensi, sertifikasi, serta kurang kreatifitas, (6) Pembinaan dan Follow-up terhadap permasalahan pengawas itu sendiri terungkap bagi yang berlatar belakang pendidikan dan karir sebelumnya bukan guru, diupayakan melalui pendidikan formal, pelatihan, seminar dan lokakarya kepengawasan. Solusi pemecahan masalah dalam pembinaan kinerja guru, terungkap adanya upaya peningkatan kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi guru melalui: Pendidikan formal, Musyawarah Guru Bidang Studi Sejenis (MGBS), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), In-House Training (IHT), Work Shop, dan Pelatihan .