Daftar Isi:
  • Kemampuan berpikir kritis merupakan salahsatu tujuan umum diberikannya pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, namun berdasarkan survey TIMSS dan PISA ternyata kemampuan berpikir kritis siswa SD di negara Indonesia masih rendah. Salahsatu alternatif yang dilakukan yaitu memberikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dan motivasi belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian kelompok kontrol pretes-postes (pretest-posttest control group design. Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran benda-benda simetris dengan pendekatan kontekstual dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Sampel dalam penelitian ini yaitu SDN Cilimbangan sebagai kelompok eksperimen dan SDN Citimun 1 sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pembelajaran konvensional dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa (2)pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa (3) pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik secara signifikan daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa (4) pembelajaran konvensional dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (5) pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (6) pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik secara signifikan daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan motivasi belajar siswa (7) Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis matematis.