Daftar Isi:
  • Carita Maung Padjajaran (CMP) merupakan versi cerita Prabu Siliwangi yang terdapat di Kecamatan Surade dengan karakteristik yang khas. Kekhasan tersebut disebabkan adanya kaitan CMP dengan tempat-tempat di sekitar Surade. Hal tersebut yang mendorong dilakukan penelitian CMP ini. CMP dianalisis berdasar lima aspek, yaitu struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi dan makna. Analisisnya dengan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan kritik sastra lisan. Hasil penelitian tiga versi CMP bersumber dari tiga penutur yang berasal dari 3 lokasi yang berbeda di kecamatan Surade. Struktur CMP ditinjau dari segi analisis alur dengan pendekatan aktan, serta analisis tokoh dan latar. Proses penciptaan didasarkan pada pola skema. Artinya, dalam proses penciptaanya tercipta tiga pola utama yakni bagian awal, tengah, dan akhir. Konteks penuturan berkaitan dengan situasi dan kondisi pada saat cerita itu dituturkan. Secara umum konteks penuturan menggambarkan kaitan CMP dengan masyarakat Surade. Fungsi yang terdapat dalam CMP terutama fungsi pendidikan moral serta pemaksa norma di masyarakat yang berhubungan dengan pelestarian alam. Makna yang terdapat dalam CMP umumnya tentang kearifan hidup, salah satunya mengenai hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan tuhan yang digambarkan melalui tokoh dalam CMP. Kata kunci: struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi, makna, skema, surade.