Daftar Isi:
  • Di dalam bahasa Jepang terdapat mimesis yang merupakan bahasa yang mengungkapkan tindakan, meniru suatu keadaan, benda, atau emosi yang dilakukan, dirasakan makhluk hidup dan tidak berhubungan dengan bunyi. Bahasa yang menirukan suatu keadaan ini disebut gitaigo. Gitaigo ini berfungsi untuk menggambarkan suatu keadaan menjadi lebih hidup. Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya ilmu kebahasaan bahasa Jepang dan bahasa Sunda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana penggunaan gitaigo itami dalam bahasa Jepang dan bahasa Sunda, mendeskripsikan persamaan dan perbedaan gitaigo, serta mengetahui fungsi dan makna pemakaian gitaigo yang menunjukkan perasaan sakit kedua bahasa tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kontrastif dengan mengumpulkan data-data yang relevan mengenai gitaigo yang menunjukkan perasaan sakit dalam berbagai buku, novel, artikel dan website yang relevan, meneliti fonestemis bahasa Sunda serta mengadakan wawancara kepada sumber yang dapat dipercaya mengenai kosakata ini, meneliti setiap kata dengan cara deskriptif, lalu mengkontrastifkan unsur-unsur yang terdapat dalam bahasa Jepang dengan bahasa Sunda secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya gitaigo dalam percakapan sehari-hari. Makna gitaigo itami dalam bahasa Jepang memiliki banyak kesamaan dengan bahasa Sunda, diantara lain berfungsi untuk menyatakan verba (kegiatan), makna perubahan dan intensitas kegiatan. Dari 19 kata yang diteliti, terdapat makna yang berpadanan 16 kosakata, yang terdiri dari gangan dengan jejedudan, zukizuki dengan nyanyautan, zukizuki dengan cecenutan, kurakura dengan lenglengan, kirikiri dengan ceceletitan, shikushiku dengan jejeletitan, zokuzoku dengan ngadég-dég, chikuchiku dengan jejeletotan dan jejeletétan. Selain itu, terdapat 3 buah kosakata yang tidak memiliki padanan kata, diantaranya hirihiri dan mukamuka dalam gitaigo bahasa Jepang serta dungdéng dalam fonestemik bahasa Sunda. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti karena garapannya masih luas dan memiliki manfaat bagi para pembelajar bahasa Jepang. Kata kunci : Gitaigo, Itami, Mimesis, Fonestemik