Daftar Isi:
  • Generasi muda adalah pemilik masa depan, oleh karenanya generasi muda yang berkualitas menjadi harapan bangsa dan negara demi kelangsungan hidup negara-bangsa. Kualitas gene rasi muda salah satunya ditentukan oleh wawasan kebangsaan yang dimiliki. Di era globalisasi yang mengarah ke sikap pragmatis dan materialis, serta menguatnya primordialisme dan tribalisme, mantapnya wawasan kebangsaan generasi muda terasa semakin penting. Namun ironisnya justru kerisauanlah yang ada dibenak sebagian besar bangsa ini. Penelitian ini bermaksud mengungkap wawasan kebangsaan generasi muda, dengan meneliti kasus generasi muda di Kodia Semarang. Tujuan yang hendak dicapai adalah mendapat gambaran wawasan kebangsaan generasi muda di Kodia Semarang. Dari hasil penelitian yang memberikan gambaran wawasan kebangsaan generasi muda dengan segala faktor yang melingkupinya, bermaksud merekomendasikan pentingnya dicari model pendidi kan wawasan kebangsaan generasi muda yang cocok dilaksanakan di lingkungan pendidikan masyarakat. Penelitian dilakukan dengan metode diskriptif analitik dengan pedekatan fenoraenologis, dengan peneliti sebagai instrumennya. Hasil penelitian menunjukkan pendidik di lingkungan ma syarakat (orangtua, tokoh masyarakat, penatar BP-7) dan ge nerasi muda merasakan adanya penurunan pemahaman dan aktualisasi wawasan kebangsaan generasi muda. Penurunan tersebut di antaranya disebabkan oleh kurangnya perhatian orangtua dan bergesernya harapan orangtua tentang masa depan anak yang semakin pragmatis-materialis dengan penekanan manfaat jangka pendek, dan tidak jelasnya tantangan yang membangkitkan kesadaran kebangsaan. Akhir penelitian merekomendasikan bahwa pendidikan atau pembinaan wawasan kebangsaan generasi muda di lingkungan ma syarakat mendesak untuk segera dilaksanakan, untuk itu perlu dicari model yang cocok bagi pelaksanaannya. Pelaksanaannya tidak dengan program khusus-formal, tetapi diintegrasikan ke berbagai program kegiatan rutin yang telah ada dan menarik. Optimalisasi peran pendidik di lingkungan masyarakat harus dilakukan dengan materi berpedoman pada manfaat, sejarah, proyeksi masa depan, usaha kesejahteraan rakyat, sifat inovatif, dan ATHG bangsa. Pembinaan didekati sebagai pendidikan nilai yang berpegang pada prinsip aktual, kontekstua1- konstitusional, komprehensif, humanistik, mahasiswa sentris, dan affektif oriented. Hasil yang diharapkan adalah pola pikir, sikap, dan perilaku generasi muda tetap berakar pada nilai budaya dan kepribadian bangsa, dengan nilai wawasan kebangsaan sebagai acuan tingkah laku dan acuan penilaian perilakunya.