PROFIL PENDUDUK LANJUT USIA DI INDONESIA: (Analisis Data Susenas 1995)
Main Authors: | Rustika, Rustika; Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit, Badan Litbang Kesehatan, Depkes RI, Riyadina, Woro; Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit, Badan Litbang Kesehatan, Depkes RI |
---|---|
Other Authors: | BADAN LITBANGKES KEMENKES |
Format: | Article application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
, 2012
|
Online Access: |
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/978 |
Daftar Isi:
- Di Indonesia penduduk usia lanjul (usia 60 tahun keatas) diperkirakan semakin meningkat. Walaupun usia lanjut bukan suatu penyakit, naman bersamaan dengan proses penuaan, insiden penyakit kronik dan hendaya (disabilitas) akan semakin meningkat. Untuk mengetahui lebih jauh, tentang karakteristik menurut struktur demografinya, maka perlu dilakukan analisis untuk mengetahui gambaran profil lanjut usia Indonesia yang ditinjau dari data Susenas 1995. Sampel yang dianalisis adalah penduduk usia lanjut berumur 60 tahun keatas, berjumlah 18476 orang. Hasil analisis rnenunjukkan, sebagian besar penduduk lanjut usia adalah perempuan, kelompok umur yang lebih banyak antara umur 60-69 tahun. Pendidikan sebagian besar responden berpendidikan rendah (tidak sekolah atau tidak tamat SD), dan sebagian besar berstatus kawin. Lanjut usia perempuan lebih banyak yang berstatus cerai mati dibandingkan lanjut usia laki-laki. Apabila dilihat status pekerjaannya, sebagian besar tidak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan hiduprrya. pengeluaran rata-rata terbanyak berkisar antara 90.001 - 350.000 rupiah (dibawah rata-rata) dan kebanyakan bertempat tinggal dipedesaan. Berdasarkan keluhan/gangguan kesehatan, pada penduduk lansia yang mempunyai keluhan pangkat kesehatan satu, hanya 0,7% (60-69 tahun) dan 2,5% (≥70 tahun). Sedangkan, untuk gangguan kesehatan 2: 47,8% (60-69 tahun) dan 67,1% (≥70 tahun). Jenis keluhan pada lanjut usia yang terbanyak adalah sesak nafas. Sedangkan, jenis gangguan kesehatan satu yang terbanyak adalah gangguan sendi. Dan jenis gangguan kesehatan dua yang terbanyak adalah gangguan penglihatan. Untuk slates penduduk lansia yang dirawat hanya 0.8%, sedangkan yang mempunyai cacat anggota tubuh hanya 0,7%. Implikasi kebijakan yang disarankan adalah perlu dibuka peluang pekerjaan khusus untuk penduduk lansia yaitu jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan tenaga fisik yang berat seperti konsultan, penulis, pengrajin, dan sebagainya. Adapun, sebagai upaya agar penduduk lansia dapat hidup tanpa gangguan kesehatan perlu dibudayakan pemeriksaan secara berkala.