PENGEMBANGBIAKAN Bacillus thuringiensis H-14 GALUR LOKAL MENGGUNAKAN MEDIA AIR CUCIAN BERAS DAN PATOGENISITASNYA TERHADAP JENTIK Culex quinquefasciatus
Main Authors: | Yuniarti, R. A.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Salatiga, Blondine Ch.P, Blondine Ch.P |
---|---|
Other Authors: | BADAN LITBANGKES KEMENKES |
Format: | Article application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
, 2012
|
Online Access: |
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/821 |
Daftar Isi:
- Bacillus thuringiensis H-14 telah banyak digunakan dalam pengendalian vektor penyakit, namun memerlukan biaya yang relatif mahal. Penggunaan media air cucian beras dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengembangbiakan B. thuringiensis H-14 galur lokal. Penelitian ini bertujuan mengembangbiakan B. thuringiensis H-14 galur lokal dalam media air cucian beras dan mengevaluasi patogeni si tasnya terhadap jentik nyamuk Culex quinquefasciatus di laboratorium. Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai Desember 2005 di laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit, Salatiga. Sampel penelitian adalah jentik Cx. quinquefasciatus instar III akhir, dan media yang digunakan adalah air cucian beras Mentik. Pandanwangi, dan C4 Super. Pengambilan sampel dilakukan secara completely randomized sampling dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan. Data kematian jentik sebesar 90% (LC90) setelah 24 jam pengamatan, dianalisis dengan menggunakan analisis probit dan program SPSS 10.0 menggunakan univariate analysis of variance. Untuk mengetahui perbedaan kemaknaan antar berbagai perlakuan digunakan uji Duncan 5% Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis terendah B. thuringiensis H-14 galur lokal pada media air cucian beras C4 Super yang membunuh jentik Cx. quinquefasciatus 90% (LC 90) setelah 24 jam pengamatan adalah sebesar 3,38 ppm. Jumlah sel dan spora hidup B. thuringiensis H-14 galur lokal yang paling banyak adalah media air cucian beras C4 Super (20,5 x 106 sel/ml dan 22,7x 106 spora/ml) dan paling sedikit pada media air cucian beras Pandanwangi (6 x 106 sel/ml dan 6.3 x 106 spora/ml). Efek residu B. thuringiensis H-14 galur lokal pada LC90 pada media air cucian beras Mentik, pandanwangi dan C4 Super masing-masing sebesar 5 hari, 3 hari dan 5 hari. Kematian jentik Cx. quinquefasciatus setelah 24 jam pengamatan pada ketiga media pertumbuhan dan berbagai konsentrasi B. thuringiensis H-14 galur lokal menunjukkan adanya perbedaan kemaknaan (p < 0,05). Kata kunci: Bacillus thuringiensis H-14 galur lokal, Culex quinquefasciatus, media air cucian beras.