Karakteristik Individu dan Kondisi Lingkungan Pemukiman di Daerah Endemis Leptospirosis di Kota Semarang
Main Authors: | Ramadhani, Tri; Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, Astuti, Novia Tri; Balai Litbang P2B2 Banjarnegara |
---|---|
Format: | Article application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/4392 |
Daftar Isi:
- Leptospirosis adalah penyakit demam akut yang dapat menginfeksi manusia dan hewan (zoonosis) dandisebabkan oleh bakteri leptospira. Kota Semarang merupakan salah satu daerah endemis leptospirosisdengan insiden pada tahun 2009 sebanyak 13,27/100.000 penduduk dan kematian 3,5%. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui karakteristik individu penderita leptospirosis dan hubungannya denganlingkungan pemukiman. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross sectional.Populasi adalah semua pengunjung Puskesmas, sedangkan sampel adalah pengunjung Puskesmasdengan gejala klinis leptospirosis (terutama: demam dengan suhu tubuh > 37oC) atau demam disertaisakit kepala, nyeri otot, konjungtivitis dan ruam). Data lingkungan pemukiman diperoleh denganmelakukan pengamatan sedangkan karakteristik individu kasus leptospirosis dengan wawancara, datadianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan karakteristikresponden sebagian besar kelompok usia 10-19 tahun (38,1%), jenis kelamin laki-laki (56,2%), dantingkat pendidikan tidak tamat SD (30,5%). Kasus leptospirosis lebih banyak terjadi pada laki-laki,kelompok usia 0-19 tahun dengan (CFR=3,6). Kondisi lingkungan yang berhubungan dengan kejadianleptospirosis meliputi dinding dapur tidak permanen, tidak ada langit-langit, tempat sampah terbukadan kondisi rumah yang kotor. Upaya pencegahan penularan leptospirosis dapat dilakukan melaluikebersihan lingkungan, penanganan sampah yang baik sehingga tidak menjadi tempat bersarang tikus.