Budaya Strategis Amerika Serikat Studi Kasus Kebijakan Invasi ke Irak (2003)
Format: | |
---|---|
Bahasa: | ind |
Edition: | Edisi Pertama, Cetakan Pertama |
Subjects: | |
Online Access: |
http://opac-perpusbunghatta.perpusnas.go.id/detail-opac?id=40359 http://uploaded_files-perpusbunghatta.perpusnas.go.id/sampul_koleksi/original/Monograf/40359.jpg |
Daftar Isi:
- Budaya strategis adalah kepercayaan bersama, norma-norma, tradisi-tradisi, dan pola tingkah laku yang berasal dari pengalaman yang sama dan diterima secara naratif baik itu berupa lisan maupun tulisan yang membentuk identitas kolektif dan hubungannya dengan kelompok lain yang menentukan tujuan dan cara mencapai keamanan. Atau dalam bahasa sederhananya adalah nilai, norma, kepercayaan, tradisi, ataupun pola tingkah laku yang dimiliki oleh suatu bangsa atau negara dan mempengaruhi negara atau bangsa tersebut dalam mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan tindakan keamanan. Sebagai contoh, kuatnya pengaruh Islam Syi ah di Iran berimplikasi pada kebijakan luar negeri mereka yang unik, ideologi komunis yang mempengaruhi kebijakan keamanan di China, atau kuatnya pengaruh wilsonianism terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Dalam budaya strategis sendiri ada beberapa konsep yang diperkenalkan oleh para ahli mulai dari Alaistair Johnston, Jeffrey S. Lantis, Jeannie L. Johnson, dan masih banyak lagi lainnya. Untuk mengupas budaya strategis Amerika Serikat, Tulisan ini menggunakan konsep Jeffrey S. Lantis yang menyebutkan ada beberapa sumber yang berpengaruh dalam pembentukan budaya strategis suatu negara antara lain; pengalaman sejarah, letak gografis, iklim, sistem politik, oganisasi militer, elite beliefs, perubahan teknologi, simbol dan mitos, dan defining texts. Letak geografi misalnya, letak geografi Amerika Serikat yang terpencil di apit oleh dua samudera, Samudera Atalantk dan Pasifik dan hanya bertetangga dengan Meksiko dan Kanada notabene negara yang lemah terutama dalam militer- dan jauh dari Eropa membuat Amerika Serikat meyakini jika mereka bebas dari segala ancaman (Free Security). Namun seiring dengan peristiwa yang mereka hadapi terutama pengalaman Perang Dunia I dan Perang Dunia II membuat Amerika Serikat tidak lagi merasa aman dan terancam (insecure) meskipun jika sumber ancaman secara geografis jauh letaknya dari mereka