Rencana Pengembangan Kawasan Wisata Berbasis Kearifan Lokal Pada Area Pasca Tambang Timah di Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka
Main Authors: | Rifqi Adi Nugraha, Afra Donatha Nimia Makalew, Syartinilia |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)
, 2020
|
Online Access: |
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jpsl/article/view/29964 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jpsl/article/view/29964/20363 |
Daftar Isi:
- Kerusakan lingkungan akibat penambangan timah di Kabupaten Bangka, khususnya di Kabupaten Merawang semakin meningkat. Dampak negatif dari penambangan ini adalah menghilangkan komposisi atau struktur vegetasi, mengubah fungsi habitat satwa liar, mengubah bentuk lanskap, menghasilkan limbah, dan menguras air tanah dan air permukaan. Salah satu bentuk yang dapat dikembangkan dalam pengembangan kawasan penambangan pasca timah yang ramah lingkungan adalah pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal dengan tetap memperhatikan sumber daya alam, terutama kawasan konservasi seperti hutan lindung dan sempadan. Pengembangan pariwisata dilakukan untuk memulihkan kawasan tersebut dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat. Hasil analisis spasial kesesuaian pariwisata di Kabupaten Merawang memiliki kriteria sangat sesuai (S1) dengan indeks kesesuaian pariwisata (IKW) 67,29% dan sesuai (S2) dengan nilai IKW 19,82% dan tidak sesuai (S4) dengan nilai IKW 12,89%. Kearifan lokal di Kabupaten Merawang didasarkan pada analisis AHP dalam aspek ekologis yaitu "hutan adat", aspek sosial yaitu "nganggung", aspek ekonomi yaitu "kuliner khas", dan aspek sejarah yaitu "becampak". Sementara itu, kearifan lokal yang paling prioritas berdasarkan semua aspek diperoleh "kuliner khas".
- Environmental damage due to tin mining in Bangka Regency, especially in Merawang District is increasing. The negative impacts of this mining are eliminating the composition or structure of vegetation, changing the function of wildlife habitat, changing the shape of the landscape, producing waste, and draining ground and surface water. One form that can be developed in the development of post-tin mining areas that are environmentally friendly is the development of tourism based on local wisdom while still paying attention to natural resources, especially conservation areas such as protected forests and borders. Tourism development is carried out to restore the area with various activities that involve the community. The results of spatial analysis of tourism suitability in Merawang District have very suitable criteria (S1) with tourism suitability index (IKW) of 67.29% and suitability (S2) with IKW value of 19.82% and not suitable (S4) with IKW value of 12, 89%. Local wisdom in Merawang District is based on AHP analysis in the ecological aspects of "customary forests", social aspects of "nganggung", economic aspects of "typical culinary", and historical aspects of "becampak". Meanwhile, the most priority local wisdom based on all aspects is obtained "typical culinary".