BHANGKA MBULE-MBULE: TRADISI TOLAK BALA PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN MANDATI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI
Main Author: | Eviyanti, Eviyanti |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo
, 2018
|
Online Access: |
http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika/article/view/552 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika/article/view/552/443 |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan fungsi ritual Bhangka Mbule-mbule pada Masyarakat di Kelurahan Mandati II, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi dan untuk mengetahui serta mendeskripsikan tantangan ritual Bhangka Mbule-mbule dalam respon Masyarakat di Kelurahan Mandati II, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi. Teori yang digunakan untuk membaca data penelitian ini adalah pemikiran teori Barbara Herrnstein Smith tentang komodifikasi budaya untuk pariwisata. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi dengan teknik pengumpulan data adalah teknik pengamatan (observation) dan wawancara mendalam (indepth interview). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisis data dimaksudkan untuk menyerdehanakan data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan di interprestasikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, ritual Bhangka Mbule-mbule ini merupakan Ungkapan Rasa Syukur atas keberhasilan hasil panen yang diperoleh masyarakat baik dari hasi berkebun maupun melaut. Ritual Bhangka Mbule-mbule ini memiliki nilai dan fungsi yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Mandati diantarnya fungsi sakral, fungsi religi, fungsi keselamatan,fungsi kesehatan, fungsi seni (hiburan), fungsi ekonomi, dan fungsi sosial budaya. Seiring dengan kemajuan zaman, ritual Bhangka Mbule-mbule ini mengalami perubahan dengan munculnya globalisasi yang mengakibatkan ritual Bhangka Mbule-mbule inimengalami pergeseran fungsi dari ranah sakral menuju ranah profan. Ideologi kapitalisme yang masuk ke ranah nilai-nilai tradisi masyarakat Mandati menjadi sebuah nilai budaya yang dapat dijadikan sebuah komoditi yang pastinya bernilai jual sehingga Bhangka Mbule-mbulemengalami pergeseran nilai fungsi. Kata kunci: bhangka mbule-mbule, nilai dan fungsi, komodifikasi.
- This study aims to find out and describe the function of the bhangka mbule-mbule ritual in the community in Mandati II Subdistrict, South Wangi-wangi District, Wakatobi Regency. This study uses Barbara Herrnstein Smith's theory; the commodification of culture for tourism. The method of this study is an ethnographic method with data collection techniques through observation and in-depth interviews. The data collected is descriptive qualitative. The results show that the mbule-mbule bhangka ritual was an expression of gratitude for the success of the harvest obtained by the community both from gardening and fishing activities. This bhangka mbule-mbule ritual has values and functions related to the life of the Mandati community, among others: sacred functions, religious functions, safety functions, health functions, artistic functions (entertainment), economic functions, and socio-cultural functions. Along with the progress of the times, the bangka mbule-mbule ritual experienced a shift in function from the sacred domain to the profane realm. The ideology of capitalism that goes into the realm of the values of the community tradition Mandati becomes a cultural value that can be used as a commodity which is certainly worth selling. Keywords: bhangka mbule-mbule, value, function, commodivication