EKSISTENSI MASYARAKAT ADAT MORONENE DI KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI
Main Authors: | Hermina, Sitti, Upe, Ambo |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo
, 2017
|
Online Access: |
http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika/article/view/492 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika/article/view/492/407 |
Daftar Isi:
- Moronene is one of the ethnic groups in Southeast Sulawesi. It has a culture and a variety of traditional knowledge that is used in addressing and resolving life problems, especially in order to fulfill their daily needs. This study aims to describe the existence of the Moronene Indigenous People in Rawa Aopa Watumohai National Park area. Therefore, ethnographic studies are used as a methodology to describe the complexity of the Moronene Indigenous Peoples lives in the TNRAW area which includes historical reflection, village status, demographics and kinship systems, and their socio-cultural structure. The results showed that the existence of the Moronene in Huka'ea-La'ea before the Indonesian government established the area as a conservation area even before Indonesia's independence. Moronene has long lived their lives with traditional knowledge systems, by always making nature the source of life. The existence of the Moronene Indigenous People in the TNRAW area to date is due to the existence of a system of rules for managing forests consisting of Totongano Wonua, Totongano Inalahi, Totongano Lombo, and Totongano Kadadi.
- Suku Moronene merupakan salah satu kelompok etnik yang mendiami jazirah daratan Selatan Sulawesi Tenggara juga memiliki kebudayaan dan ragam pengetahuan tradisional yang digunakan dalam menyikapi dan menyelesaikan masalah-masalah kehidupan terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi Masyarakat Adat Moronene di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Karena itu secara metodologis digunakan studi etnografi untuk melukiskan kompleksitas kehidupan Masyarakat Adat Moronene di kawasan TNRAW yang meliputi refleksi historisnya, status perkampungannya, demografi dan sistem kekerabatannya, serta struktur sosial budayanya. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan suku Moronene di Huka’ea-La’ea jauh sebelum pemerintah Indonesia menetapkan daerah tersebut sebagai kawasan konservasi bahkan sebelum Indonesia merdeka. Suku Moronene telah sekian lama melangsungkan kehidupan mereka dengan sistem pengetahuan tradisional, dengan senantiasa menjadikan alam sebagai sumber kehidupan. Eksistensi Masyarakat Adat Moronene di kawasan TNRAW hingga saat ini karena adanya sistem tata aturan dalam mengelola hutan yang terdiri dari Totongano Wonua, Totongano Inalahi, Totongano Lombo,dan Totongano Kadadi.