Daftar Isi:
  • Disini saya mencoba untuk mengkaji ulang terkait dengan paradigma pendidikan kritis ketika pandemi covid 19 terhadap pendidikan jasmani, dimana disini pembelajaran dengan “gaya bank” mulai bermunculan kembali, sebab tidak semua guru penjas mempunyai inovasi dan kreatifitas didalam melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga model dengan “gaya bank” terjadi kembali dimasa pandemi covid 19 ini. Untuk itu disini saya mencoba menjelaskan bagaimana mengatasi paradigma pendidikan kritis dimasa pandemi covid 19 seperti ini agar tidak terjadi pembelajaran penjas dengan model “gaya bank”. Pada dasarnya pendidikan jasmani dimasa pandemi covid 19 haruslah mencerminkan sifat yang manusiawi, tidak hanya memberikan tugas gerakan penjas terhadap siswa siswi nya saja, melainkan bagaimana cara nya agar peserta didik nya itu bisa memahami pembelajaran penjas dimasa pandemi seperti tanpa memberikan beban terhadap peserta didiknya, sehingga kaum penindas dan kaum tertidas tidak terjadi dimasa pandemi seperti ini. Peran guru penjas disini sangatlah diuji ketika menyampaikan kegiatan belajar, karena memang bagi guru penjas disini berkaitan dengan praktek gerakan yang terdapat didalam rancangan kegiatan pembelajaran yang ingin disampaikan, untuk itu disini dibutuhkan inisiatif dari guru penjas untuk memunculkan sesuatu yang baru dimasa pandemi covid 19 ini tanpa memberikan beban tugas terhadap peserta didiknya, tetapi peserta didik bisa menyerap dari apa yang disampaikan guru walaupun memalui virtual tanpa mengurangi sifat kritis dari peserta didiknya. Feedback atau umpan balik harus nya ditekankan ketika evaluasi pembelajaran penjas berlangsung.