PERKEMBANGAN DANA SILPA (SISA LEBIH PENGGUNAAN ANGGARAN) PADA APBD DAN PENGARUHNYA TERHADAP BELANJA MODAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Main Author: B2051131007, HERY FACHRUZI
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Jurnal Ekonomi Daerah (JEDA) , 2015
Online Access: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JEDA2/article/view/10927
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JEDA2/article/view/10927/10426
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JEDA2/article/view/10927/10427
Daftar Isi:
  • Penelitian berjudul “Perkembangan Dana Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SiLPA) pada APBD dan Pengaruhnya Terhadap Belanja Modal di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat,” bertujuan mengetahui dan menganalisis perkembangan dana SiLPA dan belanja modal, faktor-faktor penyebab terjadinya SiLPA, serta pengaruh SiLPA terhadp belanja modal pada APBD kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat. Adalah jenis penelitian deskriptif, dengan metode analisis kuantitatif regresi linear sederhana dan analisis kualitatif. Menggunakan data skunder bersumber dari laporan tahunan (annual report)anggaran dan realisasi APBD kabupaten/kota pada Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu RI selama 6 tahun (2009-2014). Variabel penelitian adalah Dana SiLPA dan Belanja Modal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :1)Perkembangan dana SiLPA berfluktuatif di setiap kabupaten/kota dengan pertumbuhan rata-rata 3,94% per tahun. SiLPA tertinggi terjadi di Kabupaten Sintang dan terendah di KabupatenMelawi. Belanja modal cenderung meningkat setiap tahun denganrata-rata pertumbuhan 12,73%. Belanja modal tertinggi di Kota Pontianak dan terendah di KabupatenMempawah.2)Terjadinya SiLPAadalah akibat adanya surplus pada realisasi APBD karena capaian pendapatan 98,44%(under-estimate)lebih besar dari capaian belanja (85,78%), sehingga ada selisih (12,66%). Pada sisi Belanja terjadi penghematan sebesar 14,22%. Selama proses penganggaran telah terjadi pengalihan belanja langsung yang semula dianggarkan 52,30% dari total belanja menjadi 27,23%, dan belanja tidak langsung dari 47,70% menjadi 65,10%. pada sub-sub belanja bervariasi ada pos yang melampaui anggaran yakni belanja tidak langsung pegawai mencapai 115,54%, sub belanja modal terjadi under estimate (74,157%). 3)Hasil analisis regresi menunjukkan pengaruh SiLPA terhadap belanja modal adalah positif dan signifikan. Artinya tingginya dana SiLPA tahun lalu mengakibatkan jumlah belanja modal pada APBD tahun berjalan semakin besar.