Mematahkan kebuntuan Syiah Sampang dan Jamaah Ahmadiyah Indonesia Lombok

Buku ini merupakan hasil penelitian tahun kedua (2016) yang merupakan kelanjutan dari penelitian tahun sebelumnya (2015), yang dilakukan oleh Tim Kajian Minoritas Agama LIPI dengan skema penelitian unggulan tahun anggaran 2015-2107, yakni mengkaji strategi komunitas pengungsi Syiah di Sidoarjo dan p...

Full description

Other Authors: Amin Mudzakir (-), Wahyudi Akmaliah, Nostalgiawan Wahyudhi, Wabilia Husnah
Format:
Bahasa: ind
Edition: Cetakan pertama
Subjects:
Online Access: http://katalogarpusdaprovjateng.perpusnas.go.id/detail-opac?id=155575
LEADER 02857na 00541
001 INLIS000000000885340
001 ## aINLIS000000000885340
005 20200225075853
005 ## a20200225075853
006 aa g b |0| 0
006 ## ag b |0| 0
007 ta
007 ##
008 200225################g##########0#ind##
008 ## 00225################g##########0#ind##
035 # # |a 0010-0220000827 
100 0 # |a Cahyo Pamungkas  |e Penyunting 
245 1 # |a Mematahkan kebuntuan :  |b Syiah Sampang dan Jamaah Ahmadiyah Indonesia Lombok /  |c Cahyo Pamungkas 
250 # # |a Cetakan pertama 
264 # # |a Jakarta : :  |b Yayasan Pustaka Obor Indonesia,,  |c 2018 
300 # # |a ix, 262 halaman :  |b ilustrasi ;  |c 21 cm 
336 # # |2 rdacontent  |a teks 
337 # # |2 rdamedia  |a tanpa perantara 
338 # # |2 rdacarrier  |a volume 
500 # # |a Indeks 
504 # # |a Termasuk bibliografi 
520 # # |a Buku ini merupakan hasil penelitian tahun kedua (2016) yang merupakan kelanjutan dari penelitian tahun sebelumnya (2015), yang dilakukan oleh Tim Kajian Minoritas Agama LIPI dengan skema penelitian unggulan tahun anggaran 2015-2107, yakni mengkaji strategi komunitas pengungsi Syiah di Sidoarjo dan pengungsi Ahmadiyah di Mataram, untuk bertahan dalam kehidupan sehari-hari dan mendapatkan pengakuan. Studi tahun pertama lebih menekankan perhatian pada kondisi empiris pengungsi, strategi untuk bertahan hidup, dan kebijakan pemerintah daerah menangani pengungsi. Studi tahun kedua membahas pada proses-proses rekonsiliasi, melibatkan masyarakat dan pemerintah tempat asal pengungsi. Penekanan penelitian pada tahun kedua adalah mengidentifikasi kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang diperlukan untuk mencapai rekonsiliasi antara komunitas pengungsi dengan masyarakat tempat asalnya. Jika penelitian tahun pertama lebih banyak membahas mengenai perlindungan terhadap korban, maka pada tahun kedua memfokuskan pada strategi untuk mencapai rekonsiliasi antara korban dan pelaku. Isu rekonsiliasi sangat penting, mengingat kedua komunitas yang sepatutnya mendapat perlindungan. Namun, pada realitasnya, mereka seperti berada dalam sebuah karantina yang disebut tempat pengungsian. 
650 # # |a Islam dan pemerintahan 
650 # # |a Ahmadiyah 
650 # # |a Syi'ah 
650 # # |a Konflik agama 
700 0 # |a Erni Budiwanti  |e Pengarang 
700 0 # |a Amin Mudzakir 
700 0 # |e Pengarang 
700 0 # |a Wahyudi Akmaliah 
700 0 # |e Pengarang 
700 0 # |a Nostalgiawan Wahyudhi 
700 0 # |e Pengarang 
700 0 # |a Wabilia Husnah 
700 0 # |e Pengarang 
850 # # |a JTPDSEM 
020 # # |a 978-602-433-603-5 
040 # # |a JKPNPNA  |b ind  |c JTPDSEM  |e rda 
082 # # |a 297.660 959 8 
084 # # |a 297.660 959 8 Mem 
990 # # |a 210.081/b 
990 # # |a 210.081/b 
856 4 0 |u http://katalogarpusdaprovjateng.perpusnas.go.id/detail-opac?id=155575