Daftar Isi:
  • Kelancaran proses manufaktur dan hasil produksi yang berkualitas memerlukan dukungan mesin produksi yang selalu dalam kondisi operasi yang baik, sedangkan hambatan yang sering terjadi didalam kelancaran proses manufaktur adalah hambatan di dalam lintasan proses produksi. Ketidakseimbangan lintasan dalam kegiatan produksi di pabrik dapat dilihat dari menganggurnya beberapa stasiun kerja. Hal ini juga dialami oleh PT. Barata Indonesia (Persero) pada kegiatan proses produksi bagian core making workshop 1 dimana setiap operasi memiliki waktu yang fluktuatif, hal ini yang menyebabkan adanya bottleneck karena stasiun kerja memiliki waktu siklus yang tidak berimbang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan output produksi. Metode yang merujuk yaitu Metode keseimbangan lintasan diantaranya metode region approach (RA)/pendekatan daerah, metode large candidate rule (LCR)/pengurutan waktu terbesar, dan metode ranked positional weight (RPW)/pendekatan bobot posisi peringkat guna memberikan porsi tugas yang relatif sama. Setelah dilakukan keseimbangan lintasan perlu adanya evaluasi hasil untuk menganalisis seberapa besar peningkatan output produksi yang terjadi menggunakan simulasi dengan software Arena 14.0. Dari hasil pengolahan menggunakan ketiga metode beserta simulasinya didapati bahwa metode yang paling optimal yaitu metode large candidate rule (LCR)/pengurutan waktu terbesar dengan adanya peningkatan peningkatan yang semula 6 output menjadi konstan sebesar 8 output. Selain hasil output, didapati juga hasil waktu tunggu paling minimum yang semula waktu tunggu sebesar 9,79 jam menjadi 8,51 jam. Untuk itu, dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi rekomendasi perbaikan pada kegiatan proses produksi bagian core making workshop 1 PT. Barata Indonesia (Persero), Gresik.