ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PIPA MENGGUNAKAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY

Main Authors: Prasetio, M. Dani, Mahbubah, Nina Aini, Widyaningrum, Dzakiyah
Format: Article NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Subjects:
Online Access: http://eprints.umg.ac.id/3552/1/13612039%20M.%20dani%20Prasetyo.pdf
http://eprints.umg.ac.id/3552/
Daftar Isi:
  • Kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja dipandang sebagai bagian tak terhindarkan dari produksi. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem yang ada. Sekarang ada berbagai standar hukum nasional dan internasional tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang harus dipenuhi di tempat kerja. Standar-standar tersebut mencerminkan kesepakatan luas antara pengusaha/pengurus, pekerja dan pemerintah bahwa biaya sosial dan ekonomi dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja harus diturunkan. Menurut Yudhawan, dkk (2017), Kecelakan kerja merupakan kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga PT.Indal Steel Pipe (ISP) adalah suatu perusahaan yang memproduksi pipa baja paling terintegrasi dan aplikator pelapis anti korosi di Negara Indonesia. Semua persyaratan untuk pipa baja dan pelapis dapat dipenuhi di kawasan Maspion Grup untuk meminimalkan penanganan, pengangkutan dan potensi kerusakan yang memberikan banyak nilai tambah kepada pelanggan dan pengguna. Di ketahui bahwa kecelakaan di tempat kerja terjadi karena operator tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), operator lalai, dan operator tidak fokus. Faktor-faktor penyebab kecelakaan tersebut merupakan perilaku tidak aman yang di sebabkan oleh unsafe behavior. Behavior based safety merupakan salah satu pendekatan yang di pergunakan dalam menyelesaikan permasalahan mengenai perilaku tidak aman (unsafe behavior) pada lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsafe behavior untuk mengurangi kecelakaan kerja. Setelah dilakukan Penelitian, unsafe behavior yang paling banyak yang terjadi di PT. Indal Steel Pipe antara lain ketidaktaatan pemakaian Alat Pelindung Diri, cara kerja yang kurang baik, dan kurang peduli terhadap bahaya dari lingkungan kerja. Penyebab utama terjadinya unsafe behavior pekerja antara lain kurangnya komitmen penuh perusahaan terhadap aspek K3 yang terlihat dari kurang tegasnya pihak manajemen terhadap penegakan aturan K3 dan kurangnya pengawasan terhadap keselamatan saat melakukan pekerjaan. Selain itu juga kurangnya kesadaran pekerja terhadap aspek keselamatan akibat kurangnya sosialisasi dan pelatihan terkait safety behavior. Untuk mengurangi permasalahan tersebut rekomendasi perbaikan dari Manajemen berupa pemberian sanksi yang tegas untuk pelanggaran yang dilakukan lebih dari tiga kali. Untuk pelanggaran awal masih boleh diingatkan tetapi apabila pekerja tetep melakukan kesalahan maka harus di beri tindakan seperti diberi Surat Peringatan (SP) yang dijadikan sebagai bahan evaluasi kinerja karyawan.