HUBUNGAN ANTARA TINGKAT JOB INSECURITY DENGAN TINGKAT STRES KERJA DALAM MENGHADAPI BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA KARYAWAN OUTSOURCING DI PT. GLOBAL SECURITY CONSULTANT

Main Author: WICAKSONO, DWI SETYO
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.umg.ac.id/2836/1/BAB%20I.pdf
http://eprints.umg.ac.id/2836/2/BAB%20II.pdf
http://eprints.umg.ac.id/2836/3/BAB%20III.pdf
http://eprints.umg.ac.id/2836/4/BAB%20IV.pdf
http://eprints.umg.ac.id/2836/5/BAB%20V.pdf
http://eprints.umg.ac.id/2836/6/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://eprints.umg.ac.id/2836/
http://digilib.umg.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jipptumg--dwisetyowi-2556&q=DWI%20SETYO%20WICAKSONO
Daftar Isi:
  • Dalam iklim persaingan usaha yang makin ketat, perusahaan berusaha untuk melakukan efisiensi biaya produksi (cost of production). Salah satu pengelolahan yang bisa dilakukan adalah dengan mempekerjakan karyawan seminimal mungkin untuk dapat memberi kontribusi maksimal sesuai sasaran perusahaan. Untuk itu, perusahaan berupaya fokus menangani pekerjaan yang menjadi inti dari usahanya, sedangkan pekerjaan penunjang diserahkan kepada pihak lain. Proses kegiatan ini dikenal dengan istilah “outsourcing”. Salah satu bentuk stres kerja yang seringkali di rasakan pada karyawan outsourcing adalah saat menghadapi berakhirnya perpanjangan kerja waktu tertentu (PKWT). Masa perpanjangan perjanjian kerja waktu tertentu adalah masa depan yang belum tahu akan kepastiannya (masih dalam kekaburan). Stres itu terjadi karena kita tidak tahu sesuatu yang kita hadapi nantinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah terdapat hubungan Tingkat Job Insecurity Dengan Tingkat Stres Kerja Dalam Menghadapi Berakhirnya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Pada Karyawan Outsourcing Di PT. Global Security Consultant Angket ini menggunakan skala likert dengan menggunakan alternatif empat pilihan jawaban, yaitu jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Data dari kedua variabel diolah dengan teknik korelasi Product Moment dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis data menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi antara variabel job insecurity (X) dengan varibel stress kerja (Y) dihasilkan, Dengan taraf kepercayaan 5% (0,05) dan df = n – 2 = 205 – 2 = 203, diperoleh harga r tabel sebesar 0,1371. Hasil tersebut menggambarkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel 0,370 > 0,1371) maka Ho ditolak dan sebaliknya Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel job insecurity dengan variabel stress kerja. Koefisien determinasi (R2) dari r = 0,370 = 0,1369. Artinya, R2 = 13,69% menginformasikan bahwa sumbangan job insecurity sebesar 13,69%. Sedangkan sisanya 86,31% dijelaskan oeh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.