ANALISIS EFEKTIFITAS MESIN ROTARY PACKER DI PT. CEMINDO GEMILANG BERDASARKAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
Main Authors: | Lintang Maulida, Ajeng, Dahda, Said Salim, Widyaningrum, Dzakiyah |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umg.ac.id/1450/1/14611002%20Lintang%20Ajeng%20ANALISIS%20EFEKTIFITAS%20MESIN%20ROTARY%20PACKER%20DI%20PT.%20CEMINDO%20GEMILANG.pdf http://eprints.umg.ac.id/1450/ |
Daftar Isi:
- PT Cemindo Gemilang merupakan perusahaan yang memproduksi semen merek Semen Merah Putih, dan produk semen yang diminati oleh konsumen adalah Semen PCC. Pengemasan Semen PCC menggunakan mesin utama mesin rotary packer 1 dan rotary packer 2, dalam pengemasannya tergantung dari permintaan konsumen. Jika permintaan dari konsumen semakin meningkat maka proses pengemasan akan berlangsung secara terus menerus tiada henti, dengan demikian diperlukan perhatian khusus serta tidak terlepas dari masalah efektivitas mesin. Untuk mengetahui tingkat efektifitas mesin dilakukan pengukuran efektifitas menggunakan metode OEE. Metode OEE memiliki tiga faktor diantaranya adalah Availability, Performance Efficiency dan, Quality Rate. Jika nilai OEE belum memenuhi standar ideal OEE ̧ maka akan dilakukan pengukuran six big losses. Kemudian dilakukannya pembuatan diagram pareto untuk mengetahui nilai faktor terbesar dari six biglosses, dan memberikan usulan perbaikan dengan menggunakan FMEA.Tingkat efektifitas mesin rotary packer 1 dan rotary packer 2 dapat dilihat berdasarkan nilai OEE. Rata-rata nilai OEE mesin rotary packer 1 sebesar 40,39%, dan mesin rotary packer 2 sebesar 48,49%. Nilai OEE pada kedua mesin tersebut belum memenuhi standar ideal OEE. Hasil dari six big losses dan diagram pareto menunjukkan bahwa yang menyebabkan rendahnya pancapaian nilai OEE pada kedua mesin tersebut adalah Reduced Speed Loss, Idling and Minor Stoppages, Equipment Failure (Breakdown Loss), Setup and Adjustment Loss, dan Process Defect Loss. Hasil RPN dari FMEA menunjukkan losses terbesar terletak pada faktor Reduced Speed Loss yaitu mode kegagalan beyond maximum filling time. Usulan dari mode kegagalan tersebut adalah melakukan pergantian parts yang preventive, dan menentukan umur atas masa pemakaian parts.