Analysis of White Pepper Farming Financial Feasibility with Good Agricultural Practices (GAP) Method and Pepper Powder Business Feasibility in Bangka Belitung Islands Province
Main Authors: | Mustika, Lara, Agustina, Fournita, Pranoto, Yudi Sapta |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung
, 2019
|
Online Access: |
https://journal.ubb.ac.id/index.php/jia/article/view/947 https://journal.ubb.ac.id/index.php/jia/article/view/947/846 |
Daftar Isi:
- The Bangka Belitung Islands Province is one of the provinces that produces the largest white pepper production in Indonesia. However, white pepper exports in the Bangka Belitung Islands Province have decreased and pepper prices have also fluctuated. Therefore, it is necessary to cultivate white pepper farming using the GAP method which aims to increase productivity and product quality and create derivative products, namely powdered pepper. The purpose of this study was 1) to analyze the financial feasibility of white pepper farming in the Province of Bangka Belitung Islands by applying GAP and 2) to analyze the feasibility of the pepper powder business in the Bangka Belitung Islands Province. This research method is a case study method. Data processing and analysis uses two methods, namely quantiative and qualitative. The results showed that 1) white pepper farming in the Bangka Belitung Islands Province carried out by the Pepper Management, Development and Marketing Agency (BP3L) and the Agricultural Seed Center (BBP) using the GAP method was financially feasible to be cultivated with NPV of Rp 234,474,027 , 32, IRR of 25 percent, Net B / C of 2.8, and Payback Period of 4 years 6 months and for analysis of break-even points of white pepper is also beneficial and 2) pepper powder business in the Province of Bangka Belitung Islands conducted by CV. Indobakti is non financially and financially feasible to be cultivated with NPV of Rp. 3,620,047,323.41, IRR of 58 percent, Net B / C of 4.4, and Payback Period of 1 year 7 months and for analysis of break-even points of pepper powder is also beneficial.
- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi yang menghasilkan produksi lada putih terbesar di Indonesia. Akan tetapi, ekspor lada putih di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan dan harga lada juga mengalami fluktuasi. Oleh sebab itu, perlu melakukan budidaya usahatani lada putih dengan menggunakan metode GAP yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk dan menciptakan produk turunan, yaitu lada bubuk. Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) menganalisis kelayakan finansial usahatani lada putih di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan penerapan GAP dan 2) menganalisis kelayakan usaha lada bubuk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Metode penelitian ini adalah metode studi kasus. Pengolahan dan analisis data menggunakan dua cara yaitu secara kuantiatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) usahatani lada putih di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dilakukan oleh Badan Pengelolaan, Pengembangan dan Pemasaran Lada (BP3L) dan Balai Benih Pertanian (BBP) dengan menggunakan metode GAP secara finansial layak untuk diusahakan dengan NPV sebesar Rp 234.474.027,32, IRR sebesar 25 persen, Net B/C sebesar 2,8, dan Payback Period 4 tahun 6 bulan dan untuk analisis titik impas lada putih juga menguntungkan dan 2) usaha lada bubuk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dilakukan oleh CV. Indobakti secara non finansial dan finansial layak untuk diusahakan dengan NPV sebesar Rp 3.620.047.323,41, IRR sebesar 58 persen, Net B/C sebesar 4,4, dan Payback Period 1 tahun 7 bulan dan untuk analisis titik impas lada bubuk juga menguntungkan.