Can Civic and Moral Education Be Distinguished?
Main Author: | Bull, Barry L |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Pusat Kajian Civics Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
, 2005
|
Online Access: |
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jd/article/view/1055 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jd/article/view/1055/889 |
Daftar Isi:
- Para pengajar pendidikan kewarganegaraan selalu mengalami dilemma antara pengajaran nilai-nilai kewarganegaraan dengan pendidikan moral. Jika terfokus kepada yang pertama, pengajaran hanya akan berupa observasi antropologis terhadap fakta-fakta empiris pada suatu bangsa. Sementara jika menekankan kepada pendidikan moral per se, meskipun normatif tetapi sarat dengan premis-premis metafisik yang kontroversial yang mungkin tidak semua siswa dapat menerimanya. Untuk memecahkannya banyak teori politik dan pendidikan telah dirumuskan diantaranya civic religion dari Gutmann, teori komunitarian Rober N. Bellah dan mungkin yang paling relevan adalah paham libertarian yang bicara soal keadilan dari John Rawls dan lain-lain. Semuanya akan diintegrasikan dalam kurikulum yang bertujuan untuk memberi kemampuan siswa untuk memahami konsensus, bagaimama memahami masyarakat dan memahami hubungan antara merefleksikan hubyungan tersebut serta membangun moral pribadi mereka. Rawls percaya bahwa pendidikan harus mengajak kepada keterlibatan dalam dialog publik mengenai nilai-nilai kewarganegaraan demi merumuskan sebuah moralitas pribadi.