OTOMATISASI MESIN TETAS UNTUK MEINGKATKAN PRODUKSI DOC (DAY OLD CHICK) AYAM LURIK DAN EFISIENSI USAHA

Main Author: ., Suyatno
Other Authors: Universitas Muhammadiyah Malang
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Jurnal Dedikasi , 2012
Online Access: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/dedikasi/article/view/936
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/dedikasi/article/view/936/992
Daftar Isi:
  • Permasalahan utama usaha peternakan ayam Lurik di Jawa Timur adalah keterbatasanbibit DOC untuk peremajaan maupun membuka usaha baru. Selama ini bibit ayamdiperoleh di sentra pembibitan, khususnya di Tulungagung. Peternak ayam Lurik diMalang sangat sulit memperoleh bibit, karena harus pesan dalam waktu yang cukuplama (minimal 3 bulan). Kondisi ini disebabkan permintaan bibit sangat tinggi, sedangkanproduksi bibit relatif terbatas. Untuk itu, peternak mitra berusaha menghasilkan bibitayam dengan menggunakan mesin tetas sederhana. Kendala utama dalam penggunaanmesin tetas ini adalah daya tetas yang masih rendah (60-65%), karena kontrol suhu,kelembaban, dan cara pemutaran telur masih manual. Oleh karena itu perlu dilakukanotomatisasi mesin tetas yang dapat meningkatkan daya tetas telur.Keterbatasan penggunaan mesin tetas manual adalah : (1) pemutaran telur manual, (2)kontrol suhu kurang baik, (3) distribusi panas dan kelembaban kurang merata, serta (4)stabilitas panas dalam mesin kurang baik. Kondisi tersebut menyebabkan perkembanganembrio kurang baik dan bahkan meningkatkan kematian embrional ayam, sehingga dayatetas telur rendah. Untuk mengatasi hal itu, maka dalam program vucer ini, pelaksanamelakukan otomatisasi mesin tetas, khususnya dalam pemutaran rak telur danpengontrolan suhu serta kelembaban yang menjamin perkembangan embrio lebih baik.Program ini diterapkan pada peternakan ayam Lurik yang dikelola Pak Irfan di desaKajang Santri Kecamatan Junrejo Kota Batu.Hasil kegiatan diperoleh daya tetas telur ayam lurik yang tinggi, yaitu berkisar antara 81- 83%. Daya tetas yang tinggi ini merupakan indikator bahwa otomatisasi mesin tetasyang didesain sudah mampu berfungsi dengan baik. Rak telur pada mesin tetas dapatberputar secara otomatis setiap 4 jam sekali (6 kali dalam 24 jam). Putaran ini sangathalus, sehingga tidak menimbulkan getaran tinggi pada telur. Selain itu, suhu dankelembaban dapat merata, karena digunakan blower. Kelembaban yang ditimbulkanjuga sangat baik dengan digunakannya pengatur uap air dalam mesin. Pengisian airjuga sangat mudah dan tidak mempengaruhi suhu mesin, karena disikan dari luar melaluitabung sederhana. Stabilitas panas dalam mesin terjamin akibat penggunaan lapisanlapisandinding dari bahan yang baik.