Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pengangguran Terbuka Terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2017

Main Author: Sartika, Lili
Format: Article info eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Jurnal Curvanomic , 2019
Online Access: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jcc/article/view/33931
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jcc/article/downloadSuppFile/33931/3189
Daftar Isi:
  • PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013-2017 LILI SARTIKAUniversitas TanjungpuraABSTRAKPenelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran terbuka kabupaten/kota provisnsi Kalimantan Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Jenis data yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan time series dan cross section. Analisis data menggunakan regresi berganda dengan teknik PLS ( Pooled Least Square). Pengolahan data menggunakan program eviews 9 dengan menggunakan tingkat kesalahan 5% atau 0,05. Untuk menganalisis data panel, ada tiga model regresi yang dapat digunakan. Model Estimasi Regresi Data Panel : 1. Commont Effect/Pooled PLS; 2. Model Fixed Effect; 3. Model Random Effect. Untuk menguji model/persamaan pada penelitian ini akan digunakan uji statistik yaitu ujit, uji F, uji R2.Hasil analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk probability value sebesar 0.2356 ≥ 0.05 memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi probability value sebesar 0.1243 ≥ 0.05 memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Dan tingkat pengangguran terbuka probability value sebesar 0.5627 ≥ 0.05 memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan.Kata kunci : Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka 1. PENDAHULUANKemiskinan merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh semua negara didunia termasuk negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia. Kemiskinan menjadi masalah besar yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus dalam merancang kebijakan untuk mengentaskan kemiskinan. Permasalahan kemiskinan akibat ketidakmerataan pembangunan yang tidak langsung menekan tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Barat. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Menurut Kuncoro (2000), pertumbuhan ekonomi, pendidikan yang rendah, terbatasnya lapangan kerja, terbatasnya modal, dan beban keluarga merupakan merupakan faktor yang dapat menimbulkan masalah kemiskinan.Untuk mengatasi masalah kemiskinan, baik itu dari peran pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah yang telah diuraikan. Menurut Todaro (2011) faktor yang mempengaruhi dari tinggi rendahnya tingkat kemiskinan adalah pendapatan yang rendah yang menimbulkan kesenjangan dalam distribusi pendapatan dan mengakibatkan rendahnya standar hidup.2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KemiskinanMenurut Kuncoro (2000) kemiskinan merupakan ketidakmampuan untuk memenuhi biaya hidup minimum. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang miskin dapat dilihat dari kemampuannya dalan memenuhi standar hidup dan kemampuan berdasarkan pendapatannya. Kemiskinan merupakan sebuah permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat dimana terdapat kondisi ketidakmampuan dalam memenuhi kehidupannya sehari hari baik itu pemenuhan pangan, sandang, maupun papan. Hal ini dikarenakan banyak nya yang terjadi dari masyarakat yang memiliki penghasilan yang sangat rendah dan juga rendahnya kualitas sumberdaya manusia itu sendiri. Dimana di negara berkembang memiliki jumlah penduduk yang tinggi dan terjadi ketidakmerataan kesejahteraan masyarakat yang memicu ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.2.2 Pertumbuhan PendudukMenurut Malthus pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk berlansungnya pembangunan ekonomi. Akan tetapi, pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses pembangunan. Sebagaimana ditulis Malthus: “ pertambahan penduduk tidak bisa terjadi tanpa peningkatan kesejahteraan yang sebanding.” Jika tingkat akumulasi modal meningkat, permintaan atas tenaga kerja juga meningkat. Kondisi inindapat mendorong pertumbuhan penduduk. Akan tetapi pertumbuhan penduduk saja tidak meningkatkan kesejahteraan. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya bila pertumbuhan penduduk tersebut meningkatkan permintaan efektif dan peningkatan pada permintaan efektif akan menyebabkan meningkatkan kesejahteraan (Jhingan, 2003). 2.3 Pertumbuhan EkonomiMenurut teori klasik Adam Smith dalam Murni (2006) mengatakan bahwa output akan berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk. Akibatnya pertambahan penduduk dipandang sebagai faktor yang akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Mengingat output berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk Total Produk Nasional maka ketika itu belum berlaku konsep the low of diminishing returns. 2.4 Tingkat Pengangguran TerbukaMenurut Payman J.Simanjuntak (1998) pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Menurut teori Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan sesuatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan.Berikut landasan teori mengenai pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan pengeluaran pemerintah serta pendukung dengan hasil penelitian-penelitian terdahulu, penulis menyusun prosedur penelitian yang di gambarkan dalam model penelitian seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 2.1Kerangka Konseptual Penelitian 2.1.2 Hipotesis PenelitianBerdasarkan latar belakang diatas maka hipotesis dari penelitian ini yaitu:H1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Pertumbuhan penduduk terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat.H2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat.H3. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Tingkat pengangguran terbuka terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat.3. METODE PENELITIANData yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Jenis data yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan time series dan cross section. Karena data panel memiliki beberapa objek dan beberapa periode waktu. Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat, dan dari berbagai literatur yang relavan dengan pokok penelitian. Analisis data menggunakan regresi berganda dengan teknik PLS ( Pooled Least Square). Pengolahan data menggunakan program eviews 9 dengan menggunakan tingkat kesalahan 5% atau 0,05. Untuk menganalisis data panel, ada tiga model regresi yang dapat digunakan. Model Estimasi Regresi Data Panel : 1. Commont Effect/Pooled PLS; 2. Model Fixed Effect; 3. Model Random Effect. Untuk menguji model/persamaan pada penelitian ini akan digunakan uji statistik yaitu ujit, uji F, uji R2. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANDalam pemilihan model regresi data panel, terdapat 3 model yang akan digunakan dalam menentukan pemilihan model mana yang terbaik untuk dipakai dalam mengestimasi data panel 3 jenis model tersebut yaitu model Commont Effect, model Fixed Effect dan model Random Effect. Dari ketiga model tersebut, maka harus dipilih salah satu jenis model yang akan digunakan dalam persamaan regresi data panel. Regresi ini dilakukan pada 14 Kabupaten /Kota di Provinsi Kalimantan Barat dalam kurun waktu 2013 sampai 2017. Berikut adalah hasil data menggunakan E-views 9.Tabel 4.1Hasil Uji Chow dan Uji Hausman Alat UjiProbabilitasR2Sum Square ResidualTaraf SigKeputusanUji Chow0,00000,2177445,64230,05Fixed EffectUji Hausman0,27650,975214,09250,05Random EffectSumber : Hasil Olahan EviewsBerdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai probalilitas dari Uji Chow sebesar 0,0000 < taraf signifikan 0,05 yang artinya model Fixed Effect lebih baik dari pada model Commont Effect. Dan setelah mendapatkan model yang terpilih dari Uji Chow tersebut maka dilanjutkan lagi dengan Uji Hausman yang dimana dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,2713 > taraf signifikan 0,05 yang artinya Random Effect lebih baik dari model Fixed Effect, maka model yang direkomendasikan adalah model Random Effect.4.1 Pengaruh Pertumbuhan Penduduk terhadap Kemiskinan Berdasarkan uji t menunjukkan veriabel pertumbuhan penduduk memiliki arah hubungan positif dan tidak signifikan dimana jika dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,3476 atau lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0.05. Artinya apabila variabel pertumbuhan penduduk meningkat maka kemiskinan juga dapat meningkat. Jumlah penduduk yang meningkat akan menimbulkan jumlah tenaga kerja yang banyak juga, dilihat dari banyaknya masyarakat dan para sarjana yang ada di kabupaten/kota Kalimantan Barat yang sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Jumlah penduduk yang relatif tinggi tersebut mengakibatkan kesempatan kerja terbatas dan angkatan kerja tidak dapat tertampung secara keseluruhan. Seperti yang kita ketahui bahwa didalam dunia kerja pendidikan dan keahlian maupun keterampilan seseorang sangat penting untuk meningkatkan produktifitas dan hasil produksi. 4.2 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan model regresi data panel menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat, jika dilihat dari nilai probabilitas 0,8841 lebih besar dari taraf signifikan yang digunakan sebesar 0,05. Artinya pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan, dan apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka tingkat kemiskinan juga meningkat. Pertumbuhan ekonomi bila dilihat dari data Kalimantan Barat tahun 2013 sampai dengan 2017 memang mengalami trend kenaikan dan penurunan. Akan tetapi kenyataannya pertumbuhan ekonomi ini belum dikatakan berhasil. Tercatat masih banyaknya jumlah penduduk yang miskin, setta lapangan pekerjaan yang menurun. Penduduk miskin pada tahun 2017 sebesar 7,88% padahal pertumbuhan ekonomi sebesar 5.17% ditahun 2017. Pertumbuhan ekonomi yang dikatakan baik apabila pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan berkurangnya kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi belum dikatakan efektif dalam mengurangi kemiskinan, karena pertumbuhan ekonomi belum merata dalam setiap golongan pendapatan termasuk dalam golongan penduduk miskin. 4.3 Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka terhadap KemiskinanHasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Diketahui tingkat pengangguran terbuka memiliki nilai probabilitas 0,9670 atau lebih besar dari taraf signifikan 5% atau 0,05 dimana artinya tingkat pengangguran terbuka tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Menurut Sukirno (2016), efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran dan kesejahteraan yang telah dicapai seseorang. Menurunnya kesejahteraan masyarakat yang disebabkan pengangguran yang meningkat akan menyebabkan peningkatan pada kemiskinan di suatu daerah tersebut. Mereka yang menganggur tidak dapat memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Apabila di suatu negara pengangguran itu buruk maka akan menimbulkan efek yang tidak baik bagi kesejahteraan masyarakat dan kemiskinan akan meningkat baik jangka pendek maunpun dalam jangka panjang.5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULANDisimpulkan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut:1. Pertumbuhan Penduduk mempunyai nilai koefisien sebesar 0.240105 ini menunjukkan jika pertumbuhan mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat kemiskinannya akan mengalami peningkatan sebesar 0.240105%. dan pengaruh pertumbuhan penduduk di Kalimanan Barat positif dan tidak signifikan.2. Pertumbuhan Ekonomi mempunyai nilai koefisien sebesar 0.074590 ini menunjukkan jika pertumbuhan mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat kemiskinannya akan mengalami peningkatan sebesar 0.074590%. dan pengaruh pertumbuhan ekonomi di Kalimanan Barat positif dan tidak signifikan.3. Tingkat Pengangguran Terbuka mempunyai nilai koefisien sebesar 0.023067 ini menunjukkan jika pertumbuhan mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat kemiskinannya akan mengalami peningkatan sebesar 0.023067%. dan pengaruh tingkat pengangguran terbuka di Kalimanan Barat positif dan tidak signifikan.5.2 SARANDari kesimpulan yang telah dipaparkan di atas maka peneliti dengan ini memberikan saran sebagai berikut :1. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat akan tetapi tidak dibarengi dengan dengan kualitas sumber daya manusia serta lapangan pekerjaan yang memadai maka akan berdampak pada peningkatan kemiskinan di daerah tersebut.2. Peningkaan pertumbuhan ekonomi harus diimbangi dengan kenaikan lapangan kerja yang timbul akibat peningkatan investasi dengan lebih memilih untuk menarik investor pada sektor padat karya dengan dibarengi perbaikan pada infrastruktur.3. Pemerintah harus mengupayakan penyaluran tenaga kerja sebanyak-banyaknya agar mengurangi masalah pengangguran di Kalimantan Barat. Dalam skala kecil penggangguran sendiri belum terlalu menyebabkan masalah sosial, namun dalam skala besar pengangguran yang tinggi dapat menyebabkan masalah sosial yang lainnya salah satunya seperti tindakan kriminal yang terjadi di daerah lainnya diluar Kalimantan Barat.DAFTAR PUSTAKAAzizah, E. W., Sudarti & Kusuma, H. (2018). Pengaruh Pendidikan, Pendapatan Perkapita Dan Jumlah Penduduk Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmu Ekonomi, volume 2, nomor 1, 2018Badan Pusat Statistik. 2013. Data kemiskinan menurut Kabupaten/ Kota Provinsi Kalimantan Barat 2009-2013. Pontianak : Badan Pusat Statistik.Badan Pusat Statistik. 2017. Data kemiskinan menurut Kabupaten/ Kota Provinsi Kalimantan Barat 2014-2017. Pontianak : Badan Pusat Statistik.Badan Pusat Statistik. 2017. Data Tingkat pengangguran Terbuka menurut Kabupaten/ Kota Provinsi Kalimantan Barat 2013-2017. Pontianak : Badan Pusat Statistik.Badan Pusat Statistik. 2017. Data Pertumbuhan Ekonomi menurut Kabupaten/ Kota Provinsi Kalimantan Barat 2013-2017. Pontianak : Badan Pusat Statistik.Boediono.(2009). Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE-YogyakartaDeswantoro,D,B., Ismail A, & Hendarmin. (2017). Pengaruh Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010-2015. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, vol 6, no 3, 187-210Hambasari, D. P., & Inggit, K. (2016). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk Dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Jawa Timur Tahun 2004-2014. Jurnal Ekonomi dan Bisnia, volume 1, nomor 2, September 2016Herman. (2018). Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Pekan Baru. Equilibrium, volume 6, nomor 2, Juli 2018Kuncoro, Mudrajad. (2000). Ekonomi Pembangunan, Teori Masalah, dan Kebijakan. Yogyakarta : UPP AMP YKPNKuncoro, Mudrajad. (2013). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.Meydiasari, D. A., & Soejoto, A. (2017). Pengaruh Tingkat Pengangguran Dan Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi, volume 5, nomor 3, 2017Jingan, M.L. (2003). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Murni, Asfia. (2006). Ekonomika Makro. Bandung : Refika AditamaPutra,Windhu.(2018). Perekonomian Indonesia, Penerapan Beberapa Teori Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Depok : PT Raja Grafindo Persada.Rohani. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sulawesi Selatan. Artikel Skripsi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar. Safuridar. (2017). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten Aceh Timur. Ihtiyadh, volume 1, nomor 1, September 2017Simanjutak. (1998). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas IndonesiaSugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit AlfabetaSukirno, Sadono. (2016). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo PersadaSukirno, Sadono. (2016). Makro Ekonomi Modern : Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga Keynesian Baru. Jakarta : PT Raja Grafindo PersadaTodaro, Michael P. (2011). Pembangunan Ekonomi Edisi Kesebelas Jilid 1, Jakarta : ErlanggaWahyuningsih, Y. E., & Zamzami. (2014). Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Dan Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten Nagan Raya. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia, volume 1, nomor 1, Mei 2014Yacoub,Yarlina. (2012). Pengaruh Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Eksos, volume 8, nomor 3, Oktober 2012Yustie, R., & Heriqbaldi, U. (2014). Pengaruh Belanja Modal, Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka Terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2011. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, nomor 1, April 2014