PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM PEMETAAN GENANGAN SKALA MIKRO UNTUK KAJIAN PERSEBARAN LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH
Main Authors: | Aji, Zaida Ulfa Angger Putri; Fakultas Geografi UGM, Suharyadi, Suharyadi; Fakultas Geografi UGM |
---|---|
Format: | Article application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Fakultas Geografi UGM
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/article/view/856 |
Daftar Isi:
- Perkembangan Kecamatan Tembalang yang semakin berkembang menyebabkan semakin meningkatnya perubahan penggunaan lahan yang tidak terkontrol dari non terbangun menjadi terbangun. Hal itu jika tidak didukung dengan sistem drainase dan kondisi fisik lahan yang baik akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan, terutama timbulnya genangan pada saat hujan akibat kurangnya vegetasi sebagai resapan air. Selain itu Kecamatan Tembalang memiliki jumlah kasus leptospirosis yang cenderung tinggi dibandingkan kecamatan lainnya di Kota Semarang sepanjang tahun 2013. Berdasarkan permasalahan tersebut, dapat dilakukan penelitian mengenai aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis dalam melakukan pemodelan spasial parameter genangan skala mikro dan menganalisis hubungan antara genangan skala mikro dengan kasus penderita leptospirosis di Kecamatan Tembalang. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji kemampuan data penginderaan jauh dalam menyadap parameter genangan skala mikro (2) Pemodelan spasial untuk analisis genangan skala mikro (3) Menganalisis hubungan genangan skala mikro dengan kasus persebaran leptospirosis di Kecamatan Tembalang.Metode yang digunakan adalah pemodelan spasial berjenjang tertimbang untuk genangan skala mikro dan analisis spasial untuk menganalisis hubungan genangan skala mikro dengan kasus leptospirosis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan citra Quickbird dalam menyadap beberapa parameter genangan skala mikro melalui citra penginderaan jauh, dapat dikatakan memiliki akurasi yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan berdasarkan tingkat akurasi penggunaan lahan sebesar 97,94% dan 72% untuk parameter tekstur tanah. Berdasarkan hasil pemodelan spasial dengan metode berjenjang tertimbang diketahui bahwa peta genangan skala mikro memiliki akurasi yang baik sesuai dengan keberadaan genangan di lapangan. Hal ini ditunjukan dengan hasil uji akurasi genangan skala mikro sebesar 87,855% dengan luas 25,2968 km2 untuk potensi genangan tinggi dan 14,6848 km2 potensi genangan sedang. Analisis spasial hubungan genangan skala mikro dengan kasus leptospirosis, menunjukkan bahwa terjadi hubungan positif antara 2 variabel tersebut dengan hasil 85, 29% kasus leptospirosis berada pada daerah potensi genangan tinggi dan 14,71% kasus berada pada daerah potensi genangan sedang.