MEMAAFKAN PELAKU PERKOSAAN DI MASA KONFLIK: PERJALANAN PANJANG KORBAN KONFLIK DI ACEH
Main Authors: | Ariefka, Yuandini, Sari, Kartika, Yulandari, Nucke |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Universitas Syiah Kuala
, 2018
|
Online Access: |
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/seurune/article/view/11572 http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/seurune/article/view/11572/9115 |
Daftar Isi:
- Konflik yang berkepanjangan di Aceh memunculkan korban-korban pelanggaran HAM. Salah satu bentuk pelanggaran HAM di Aceh pada masa konflik adalah perkosaan. Dampak yang dialami oleh perempuan korban perkosaan berupa dampak fisik, sosial dan juga dampak psikologis. Dampak perkosaan adalah rusaknya organ tubuh, korban sangat mungkin terkena penyakit menular seksual (PMS), dan kehamilan yang tidak dinginkan hingga mengalami trauma. Dampak perkosaan yang begitu berat dirasakan membutuhkan sebuah proses pemaafan agar dapat meringankan hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika memaafkan perempuan korban perkosaan pada masa konflik di Aceh. Responden dalam penelitian ini berjumlah dua orang perempuan korban perkosaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, penelitian dilakukan selama enam bulan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua responden tidak menunjukkan adanya pemaafan. Kedua responden masih berada pada tahap uncovering phase dalam proses memaafkan yaitu tahap masih dipenuhi rasa marah, sakit hati dan dendam terhadap pelaku. Tidak terjadinya pemaafan juga didukung oleh beberapa faktor yaitu anak, faktor hubungan intim dengan suami bagi responden yang menikah, beratnya peristiwa perkosaan yang dialami, pengalaman menyedihkan dalam hidup, interaksi antara pelaku dan responden serta pengalaman responden selama masa konflik.Kata kunci : memaafkan, perkosaan, konflik, Aceh