The use of Indonesian-English code mixing in breakout television program / Nenni Surya Anggraeni

Main Author: Anggraeni, Nenni Surya
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Online Access: http://repository.um.ac.id/244797/
Daftar Isi:
  • iii ABSTRAK Anggraeni Nenni Surya. 2017. The Use of Indonesian-English Code-mixing in Breakout Television Program. Thesis. English Department Faculty of Letters Universitas Negeri Malang. Advisors (1) Prof. Dr. Siusana Kweldju M.Pd. (2) Aulia Apriana S.S. M.Pd. Keywords code-mixing host of the television program Breakout viewers Menurut UU No. 24 tahun 2009 tentang Bendera Bahasa Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan pasal 39 ayat 1 Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi melalui media massa. Namun satu program televisi bernama Breakout juga menggunakan Bahasa Inggris selain Bahasa Indonesia di siaran mereka. Fenomena code-mixing dapat ditemukan dalam program Breakout karena penggunaan kedua bahasa tersebut. Pembawa acara dengan sengaja melakukan code-mixing menandai kasus ini sebagai sebuah masalah dalam penggunaan Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi tipe codemixing yang digunakan oleh pembawa acara Breakout dan opini pemirsa terhadap fenomena code-mixing yang terjadi di Breakout. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan merupakan video Breakout yang tayang pada bulan Januari sampai Februari 2017 dan didownload dari akun Youtube resmi milik Breakout. Instrumen penelitian berupa wawancara yang dilakukan kepada 10 orang dengan kisaran usia antara 15 sampai 25 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 213 ucapan yang memiliki unsur code-mixing Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di dalamnya. Tipe codemixing yang paling sering digunakan adalah tipe insertion (57 28%) disusul dengan tipe alternation (32 86%) dan yang terakhir adalah tipe congruent lecixalization (9 86%). Untuk opini pemirsa terhadap fenomena code-mixing pada program televisi Breakout terdapat lima dari sepuluh orang (50%) yang memberikan apresiasi terhadap fenomena tersebut. Tiga orang (30%) merasa netral dengan fenomena code-mixing dan mengaku bahwa code-mixing pada Breakout tidak berpengaruh pada mereka. Dua orang sisanya (20%) tidak mengapresiasi adanya code-mixing dalam program televisi Breakout karena kesulitan memahami apa yang dibicarakan pembawa acara. Peneliti menyimpulkan bahwa pasal 39 dalam Undang-Undang No. 24 tahun 2009 tentang penggunaan Bahasa Indonesia belum sepenuhnya di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan bahwa media massa akan menggunakan Bahasa Indonesia sebagaimana mestinya sesuai dengan apa yang tertulis dalam undang-undang. Namun pada kenyataannya Breakout sebagai salah satu media massa di Indonesia masih cukup sering menggunakan bahasa asing Bahasa Inggris yang menimbulkan alih bahasa antara Bahasa Indonesia iv dan Bahasa Inggris. Meskipun begitu penonton tidak merasa terganggu dengan penggunaan bahasa asing dalam sebuah siaran nasional. Mereka mengapresiasi penggunaan bahasa asing tersebut meskipun kossakata asing yang digunakan oleh host Breakout adalah kata-kata yang umum simple dan ungrammatical pada beberapa ucapan.