Hubungan Antara Adversity Quotient Dengan Problem Focused Coping Pada Karyawan PT Perum Jasa Tirta I
Main Author: | Astutik, Puji |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.um.ac.id/1066/ |
Daftar Isi:
- Problem focused coping adalah strategi usaha yang dilakukan seseorang untuk mengatasi masalah atau tekanan yang dialami dengan cara menghadapi langsung sumber masalah atau tekanan tersebut, mempertahankan tingkah laku atau mengubah kondisi lingkungan. Tekanan atau masalah yang dialami oleh individu dapat menimbulkan stres yang tinggi sehingga selain dibutuhkan strategi atau usaha, diperlukan juga kemampuan pada diri individu agar dapat menunjukkan perilaku yang adaptif dalam mengatasi situasi yang menimbulkan stres yang disebut sebagai adversity quotient. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang: 1) Adversity quotient pada karyawan PT Perum Jasa Tirta I, 2) Problem focused coping pada karyawan PT Perum Jasa Tirta I, 3) Hubungan antara adversity quotient dengan problem focused coping pada karyawan PT Perum Jasa Tirta I. Rancangan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif dan korelasional. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 100 karyawan PT Perum Jasa Tirta I menggunakan metode sampel nonprobability dengan teknik purposive sampling. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 14 sampai dengan 18 januari 2019. Intrumen yang digunakan adalah skala adversity quotient sebanyak 27 aitem dengan reliabilitas 0,941 dan skala adversity quotient sebanyak 36 aitem dengan reliabilitas 0,918. Uji hipotesis dilakukan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan memiliki tingkat adversity quotient yang tinggi yaitu sebesar 93% dan tingkat problem focused coping yang tinggi yaitu sebesar 79%. Diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang positif dengan signifikansi 0,000 (r = 0,684) antara adversity quotient dan problem focused coping. Sehingga, penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi adversity quotient maka akan semakin mampu mengatasi masalah yang dihadapi, dimana hal ini dalam penggunaan problem focused coping. Saran yang diberikan dari penelitian ini yaitu (1) Organisasi dapat mempertahankan adversity quotient karyawan dengan memberikan fasilitas kenyamanan dan hiburan agar para karyawan tidak tertekan dan mudah stres, (2) Karyawan disarankan untuk lebih berfokus untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi secara positif dan tidak menghindari masalah atau tekanan yang dihadapi, (3) Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan dengan melihat variabel lain yang lebih bervariasi seperti latar beakang pendidikan, kesejahteraan dan kompensasi, serta etos kerja.