Makna Upacara An Tama Pada Masyarakat Adat Loona Suku Bunaq Kecamatan Lamaknen Selatan Melalui Perspektif Etnografi
Main Author: | Mau, Martinus Hermenegild |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.um.ac.id/1023/ |
Daftar Isi:
- Mau, Martinus Hermenegild. 2019. Makna Upacara An Tama Pada Masyarakat Adat Loona Suku Bunaq Kecamatan Lamaknen Selatan Melalui Perspektif Etnografi. Tesis, Program Studi Pendidikan Geografi Pascasarjana Uniiversitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Singgih Susilo, M.S., M.Si., (II) Dr. I Nyoman Ruja, S.U. Kata Kunci: Makna Upacara, An Tama, dan Masyarakat Adat Loona Kelestarian sumber daya alam dapatterjaga dengan mengkaji kearifan lokal yang ada dalam masyarakat. PandanganmasyarakatadatLoonabahwaupacaraAn Tamamerupakancaramenghalauhamapadausahapertaniannyaberdasarkankepercayaanterhadaprohalamdanleluhur. Upacara An Tama pada masyarakat adat Loona menjadi kearifal lokal dalam mempertahankan kelestarian lingkungannya. Fokus penelitian ini: 1) mendeskripsikan proses pelaksanaan upacara An Tama, 2) mendeskripsikan makna upacara An Tama, dan 3) mendeskripsikan nilai-nilai yang terkandung dalam upacara An Tama. Jenis penelitian iniadalahkualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi sebagai pisau analisisnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Informan kuncidalam penelitian ini adalah, Ama Nai Loona (Kepala Adat Loona)danTeri Gomo (Pelaksana Upacara). SelanjutnyaInformanpendukungnyaadalahBudayawan, Pemerintah setempat (Kepala Desa) dan masyarakat adat. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Prosesi upacara An Tama dilakukan dengan beberapa ritualyakni ritual hoto boto hosok(menerimaasap),ritualan por(membakarsemakpemali), ritualmun leu(mengurunghewan), ritualheruk hone(membuangsial), ritualan tama(masukhutan), ritualtun tapi (makanberburu), ritualpor mit(dudukpemali), ritualhos gak (memilahmakanan), rituallata rasa(membersihkanindukkebun) dan ritualtubi lai (memberisesaji). 2) Makna upacara An Tama terwujud dalam bentuk simbol-simbol yakni, istilah-istilah rakyat, kata-kata, perilaku masyarakat, tempat pelaksanaan, dan peralatan yang digunakan. Istilah dan kata-kata yang digunakan memiliki makna penghormatan dan kepercayaan terhadap roh alam dan leluhur, tempat pelaksanaan memiliki makna sebagai warisan leluhur yang disakralkan, perilaku masyarakat memiliki makna menghargai dan menghormati alam dan leluhur sehingga tujuannya tercapai, dan peralatan yang digunakan memiliki makna sebagai warisan leluhur dan kebutuhan dalam upacara. 3) Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara An Tama, yakni nilai religius/kepercayaan, nilai kepedulian terhadap lingkungan, nilai kesederhanaan, nilai gotong royong, nilai ketaatan/kedisiplinan, nilai tanggung jawab, nilai keberanian, nilai musyawarah, nilai saling menghargai, nilai kebijaksanaan, dan nilai saling menghormati.