HUBUNGAN ANTARA KEPADATAN DAN TINGKAT INFEKSI SERKARIA Schistosoma japonicum PADA KEONG Oncomelania hupensis lindoensis DENGAN KASUS SCHISTOSOMIASIS DI DAERAH ENDEMIS SCHISTOSOMIASIS, SULAWESI TENGAH
Main Authors: | Nurwidayati, Anis; Balai Litbang P2B2 Donggala, Widjaja, Junus; Balai Litbang P2B2 Donggala, Samarang, Samarang; Balai Litbang P2B2 Donggala, Nurjana, Made Agus, Tolistiawaty, Intan; Balai Litbang P2B2 Donggala, Sumolang, Phetisya Pamela Frederika; Balai Litbang P2B2 Donggala |
---|---|
Format: | application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/view/8433 http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/downloadSuppFile/8433/22119 |
Daftar Isi:
- Schistosomiasis in Indonesia is found only in theNapu and Bada Highlands, Poso District and Lindu Highlands, Sigi District, Central Sulawesi Province. Schistosomiasis in Indonesia is caused by Schistosoma japonicum and Oncomelania hupensis lindoensis is the intermediate snail. The mapping of snail focci areas in 2017 showed that there was a significant change in the spread of the snail's focus. This paper aimed to describe the density and infection rate of cercariae S. japonicum on the snail in the endemic areas of schistosomiasis in Central Sulawesi Province. The mean O.hupensis lindoensis snail density in Napu ranged from 0.9 to 6.6/m2, with mean rates of cercariae infections ranging from 0.4% to 21.4%. The snail density average in Lindu ranging from 3/m2 to 69,1/m2, with 4.4%-72.9% of cercariae infections. In bada the snail density ranged from 0.1 to 4.9/m2, with mean rates of cercariae infections ranging from 0% to 14.9%. Bivariate analysis showed there was no correlation among snail density and cercariae infection rate with schistosomiasis case (p value> 0.05). Schistosomiasis di Indonesia hanya ditemukan di Propinsi Sulawesi Tengah, yaitu Dataran Tinggi Napu dan Dataran Tinggi Bada, Kabupaten Poso serta Dataran Tinggi Lindu, Kabupaten Sigi. Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh Schistosoma japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelania hupensis lindoensis. Pemetaan daerah fokus pada tahun 2017 menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan dalam penyebaran fokus keong. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan kepadatan dan infection rate serkaria S.japonicum pada keong perantara schistosomiasis di wilayah endemis schistosomiasis di Provinsi Sulawesi Tengah. Rerata kepadatan keong O.hupensis lindoensis di Napu berkisar dari 0,9 – 6,6/m2, dengan rerata tingkat infeksi serkaria berkisar antara 0,4% sampai 21,4%, di Lindu kepadatan keong berkisar antara 3/m2 sampai 69,1/m2, dengan tingkat infeksi serkaria 4,4%-72,9%, dan di Bada kepadatan keong berkisar antara 0,1 – 4,9/m2, dengan rerata tingkat infeksi serkaria berkisar antara 0 % sampai 14,9%. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada korelasi antara kepadatan keong dan tingkat infeksi serkaria dengan jumlah kasus schistosomiasis nilai p value > 0.05.