PERGOLAKAN JIWA TOKOH HIROKO DAN SRINTIL DALAM KEHIDUPAN SEBAGAI WANITA PENGHIBUR (SEBUAH STUDI ANALISIS PSIKOLOGIS NOVEL NAMAKU HIROKO KARYA NH. DINI DAN TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI )
Main Author: | Saraswati, Ekarini |
---|---|
Other Authors: | Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas FKIP, Universitas Muhammadiyah Malang |
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Jurnal Artikulasi
, 2013
|
Online Access: |
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jib/article/view/1275 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jib/article/view/1275/1365 |
Daftar Isi:
- Universitas Muhammadiyah MalangAbstrakGejolak jiwa apa yang terlukis dalam novel Namaku Hircko dan RonggengDukuh Parak, Lintang Kemukus Dini Hari serta Jentera Bianglala? Mengapagejolak jiwa semacam itu muncul dari tokoh-tokoh yang ada dalam keempat noveltersebut? . Bagaimana cara tokoh-tokoh itu mengatasi gejolak jiwa mereka?Berdasarkan hasil analisis tergambar bahwa Hiroko dan Srintil termasuk ke dalamperkembangan mental remaia. Keduanya harus menialani kehidupan orang dewasa denganterpaksa. Dari segi motif dapat dikatakan bahwa motif Hiroko menjadi penari kabarethanya semata-mata bermotifkan penghidupan untuk kemewahan diri sedangkan Srintilmenjadi wanita penghibur karena tuntutan dari masyarakat.Jenis kepribadian yang mereka miliki berbeda. Hiroko memiliki kepribadiansanguinis artinya dalam menialani hidupnya berlandaskan masa sekarang tanprxmemeikirkan masa lalu dan masa depan. Dia menganut kehidupan bebas. Emosinyadangkal tidak pernah memikirkan norma-norma masyarakat yang berlaku yang pentingdia dapat menikmati hidupnya dengan menyenangkan. Sedangkan Srintiltermasuk ke dalam kepribadian perasa karena sering dia mengolah sendiri perasaannyasehingga ketika dia merasa kecewa dengan perlakuan pria yang diharapkan dapatmembantunya dia kehilangan akal dan masuk ke Rumah Sakit Jiwa.Adapun dari segi struktur batin keduanya termasuk ke dalam struktur batin terpisahkarena tidak mendapatkan masalah etis dari pendidiknya sehingga mereka tidak terlalubeban dalam menialani kehidupannya.Kata kunci: pergolakan jiwa, wanita penghibur, psikologis